Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Tanpa Vaksin, Social Distancing Bisa Sampai 2022, Peneliti Butuh Waktu 18 Bulan

Walaupun penelitian berjalan mulus, hasilnya baru bisa diharapkan lebih dari setahun sebelum hadirnya vaksin lain.

Editor:
Fresh Daily
ILUSTRASI Vaksin virus corona - 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini berbagai perusahaan dan negara sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan obat dan vaksin virus corona (Covid-19).

Bahkan puluhan vaksin potensial saat ini sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia.

Diketahui vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat memulai proses uji coba selama beberapa bulan ke depan.

Ilustrasi dokter mencari vaksin virus corona.
Ilustrasi dokter mencari vaksin virus corona. (World of Buzz)

Walaupun penelitian berjalan mulus, hasilnya baru bisa diharapkan lebih dari setahun sebelum hadirnya vaksin lain.

WHO mengingatkan butuh waktu lama untuk vaksin virus corona  tersedia untuk keperluan publik. Para ilmuwan mengatakan uji klinis dan keamanan membutuhkan waktu sedikitnya 18 bulan.

“Waktu pengembangan kandidat virus ini banyak dihabiskan untuk mempelajari bagaimana cara mengembangkan vaksin untuk virus corona yang lain,” tutur Richard Hatchett, CEO dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) yang berbasis di Oslo, Norwegia.

Sementara itu, dilansir dari kompas.com,  tanpa vaksin virus corona dan obat, sebuah studi dari Harvard University mengabarkan social distancing diperlukan hingga tahun 2020.

Studi yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah mengatakan bahwa penerapan social distancing yang berselang-seling kemungkinan dibutuhkan sampai kira-kira tahun 2022 mendatang jika tidak ada vaksin atau obat farmasi yang mampu menyembuhkan virus corona.

Penelitian itu mengungkapkan bahwa total kejadian infeksi akibat Covid-19 selama lima tahun ke depan akan sangat bergantung pada sirkulasi teratur setelah gelombang pandemi di awal. 

Pada akhirnya, tergantung pada durasi kekebalan yang diberikan oleh infeksi Sars-Cov-2 itu.

Para peneliti mempelajari virus corona lain yang berkaitan dengan virus corona jenis baru (saat ini) yang menyebabkan Covid-19 mensimulasikan sejumlah hasil potensial untuk pandemi saat ini.

Mereka berpendapat menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang dilakukan hanya satu kali dapat mengakibatkan "epidemi puncak tunggal berkepanjangan" yang melelahkan sistem perawatan kesehatan.

"Jarak yang terputus-putus (berselang-seling) mungkin diperlukan hingga tahun 2022 kecuali jika kapasitas perawatan kritis meningkat secara substansial atau pengobatan atau vaksin (telah) tersedia," begitu ungkap para peneliti dalam studi tersebut.

Menurut penelitian dari studi tersebut, simulasi transmisi (penularan) ditemukan pada:

Semua skenario model, SARS-CoV-2 mampu menghasilkan wabah besar terlepas dari waktu pembentukan.

Sama seperti pandemi influenza, banyak skenario menyebabkan SARS-CoV-2 memasuki sirkulasi jangka panjang bersama dengan virus beta corona manusia lainnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved