Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKP Adakan Diskusi Online Dampak dan Pencegahan Covid-19 pada Nelayan dan Pekerja Perikanan

SAFE Seas adalah proyek yang sedang dijalankan oleh Yayasan Plan International Indonesia (YPII) dan DFW Indonesia

Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: Finneke Wolajan
Istimewa
Kadis Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara, Tienneke Adam mengikuti diskusi online Safe Seas Proyek 

“Jadi ini ada semangat melaut juga meski dikeluhkan juga kalau jumlah AKP juga berkurang,” terangnya.

“Meski demikian kami tetap mendukung adanya protokol untuk AKP agar terhindar dari masalah kesehatan dan ada perlindungan,” katanya.

Zulficar menyebut bahwa untuk menjamin ketersedian ikan atau pangan, maka dibutuhkan model resi gudang.

Selain itu, Dr Muhammad Lukman mengatakan bahwa selain menghadirkan adanya mekanisme distribusi ke konsumen, ikan atau bahan pangan tersebut harus aman.

“Kita perlu yakinkan costumer bahwa ikan itu aman. Kita perlu ada instrumen agar itu sampai dengan aman karena Covid-19 ini human to human. Kita perlu perbanyak sosialisasi, kampanye yang intensif,” tegasnya.

“Kita perlu memastikan bahwa proses rantai dingin tidak terkontaminasi, perlu semacam lembaga yang menjamin keamanan pangan, menjaga mesin rantai pangan,” ucap Dr Muhammad.

Menurut Lukman, secara global Indonesia adalah lumbung perikanan dan memberi manfaat bagi dunia.

“Kita bisa menjamin keamanan pangan dunia. FAO mendorong Pemerintah di dunia untuk bersama menjamin adanya food chain, yang bisa berkolaborasi, mendistribusikan dan memastikan keamanan logistik,” terang dia.

“Negara-negara bisa membuka border restriction untuk menjamin perikanan yang safe,” tutur National Project Officer ISLME Project tersebut.

Ungkapnya, hal pertama yang perlu dipastikan adalah adanya kepastian supply chain, kedua, distribusi.

“Distribusi ini berdimensi global, tantangan global oleh karena itu ada sebuah dorongan atau komitmen regional untuk menjaga supply chain ini,” kata Dr Muhammad.

“Perlu kesepakatan di tingkat negara. Kalau ke depan semakin baik maka di Indonesia, produksi cukup stabil ini peluang Indonesia untuk menjadi penyedia ‘food supply,” ucapnya.

Lukman menuturkan, bahwa organisasi pangan dunia FAO menyebut akan ada momen dimana permintaan pangan akan cukup signifikan.

“Saat ini demand berkurang pada suatu titik butuh pangan dalam jumlah besar. Ini peluang bagi Indonesia. Bukan hanya untuk pasar Indonesia tapi internasional,” beber dia.

Sementara itu, Nono Sumarsono dari SAFE Seas mengapresiasi diskusi Zoom ini dan menyebut sebagai momentum untuk memberikan perlindungan dan jaminan kesehatan bagi AKP dan nelayan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved