Grace Kandou: Masyarakat Harus di Edukasi Bahaya Penularan Pasien PDP
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Sulawesi Utara (Sulut) terus bertambah, kini telah berjumlah 32 orang
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Sulawesi Utara (Sulut) terus bertambah, kini telah berjumlah 32 orang.
Hal itu diumumkan Juru bicara Covid-19 Provinsi Sulut dr Steaven Dandel kemarin, saat Video Conference dengan awak media.
Dandel menjelaskan, bahwa akhir-akhir ini, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) memang bertambah, karena adanya perubahan protokol screening yang terjadi di RSUP Prof Kandou Manado.
Memang sampai saat ini belum terjadi penambahan pasien yang terkonfirmasi positif virus corona, pasien positif masih 17 orang, namun pasien berstatus PDP diprediksi bakal semakin banyak.
Terkait hal ini, Pengamat Kesehatan dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Prof Grace Kandou mengatakan, kondisi saat ini di masyarakat belum benar-benar teredukasi bahaya penularan pada pasien PDP tersebut.
"Masyarakat perlu paham soal ini, karena pasien PDP memiliki potensi paling besar menularkan virus Corona ini," jelas Kandou kepada Tribun Manado.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat ini mencontohkan kasus pasien PDP yang meninggal di Kota Tomohon, saat itu warga menghadiri acara duka, dengan alasan pasien meninggal karena penyakit jantung, padahal setelah meninggal baru ada hasil tes swab positif terinfeksi covid-19.
"Ini yang sangat berbahaya, disitu sudah pasti ada kontak langsung dengan pasien baik keluarga maupun kerabat, dan penularannya terjadi secara langsung, bayangkan berapa banyak potensi penularan yang dapat terjadi di rumah duka tersebut," beber Kandou.
Doktor Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) ini juga menyoroti keterlambatan hasil laboratorium atau hasil Swab dari pasien PDP.
Menurutnya hasil itu waktunya sangat lama, bahkan hingga sampai 2 minggu lebih.
"Itu kan masih akan dikirim lagi ke Makasar, selama hasil Swabnya belum ada konfirmasi, pasien masih di anggap berstatus PDP, padahal mungkin sudah positif, sehingga ketika pasien meninggal sudah terlanjur dibawa di rumah" terang Kandou.
"Inilah yang membuat penularan semakin besar, karena banyak yang terkontak langsung dengan pasien," sebutnya.
Dirinya juga mengatakan, peran pemerintah untuk melakukan edukasi kepada masyarakat juga sangat penting, pemerintah harus tegas dan terus menerus mengingatkan masyarakat tentang bahaya penularan covid-19 ini.
"Jangan sampai ketika nanti hasil Swab pasien PDP ini positif, nah kelabakan semua, karena masih akan di tracking siapa saja yang kontak, ini yang perlu di edukasi kepada masyarakat, jangan anggap remeh," jelas Kandou.
Selain itu, Pemerintah dan tim medis juga diharapkan dapat mempercepat proses diagnosa pasien, sehingga penanganan pasien semakin cepat diketahui statusnya," tutup Mantan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unsrat ini. (Tribumanado/
Mejer Lumantow)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/grace-kandou-121213121212.jpg)