Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Paskah 2020

Dibalik Pintu Gereja Makam Yesus yang Ditutup, Para Pastor Tetap Khidmat Merayakan Paskah

Segelintir pastor merayakan Paskah pada Minggu (12/4/2020) dengan khidmat di Gereja Makam Yesus. Gereja itu dipercaya sebagai tempat Yesus disalib.

Editor: Rizali Posumah
AFP/EMMANUEL DUNAND via Kompas.com
Tampak seorang peziarah Kristen berpakaian Yesus Kristus berdiri di depan pintu tertutup Gereja Makam Suci di Kota Tua Yerusalem pada 10 April 2020, menandai Jumat Agung, di tengah krisis pandemi COVID-19. - Semua situs budaya di Tanah Suci ditutup, terlepas dari afiliasi agamanya, ketika pihak berwenang berupaya mencegah penyebaran penyakit pernapasan yang mematikan, yang akan mencegah orang Kristen berkumpul untuk kebaktian Paskah, hari Minggu mendatang untuk para penyembah Katolik, kemudian Seminggu kemudian pada tanggal 19 April untuk Paskah Ortodoks. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di jantung kota Yerusalem seluruh situs budaya dan keagamaan termasuk Gereja Makam Yesus telah ditutup untuk menahan penyebaran Covid-19.

Segelintir pastor merayakan Paskah pada Minggu (12/4/2020) dengan khidmat Gereja tersebut. Gereja Makam Yesus sendiri dipercaya sebagai tempat Yesus disalib dan dibangkitkan.

"Paskah adalah waktu untuk hidup," kata Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, administrator apostolik Patriarkh Latin Yerusalem, yang tiba di gereja dalam pengawasan ketat pasukan keamanan Israel.

"Meski ada kematian di mana-mana, kehidupan akan tetap ada selama seseorang memberikan hidupnya karena cinta kepada orang lain," tambahnya sebelum memasuki gereja.

Dari pantauan jurnalis AFP, terlihat beberapa umat berkumpul di halaman dalam gereja, termasuk seorang pria dengan gaun putih bersih yang berdiam di depan pintu tertutup.

Makam tersebut dianggap sebagai situs paling suci bagi umat Kristiani, dan biasanya didatangi ribuan orang selama hari Paskah.

Akan tetapi Yerusalem kini bagaikan kota mati, menyusul penutupan yang dilakukan oleh Israel yang telah melaporkan hampir 11.000 kasus virus corona.

Dilansir dari AFP, Israel menduduki Yerusalem timur dalam perang Enam Hari 1967 lalu mencaploknya, dalam tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.

Israel dan Palestina bersatu lawan virus corona

Palestina dan Israel dalam beberapa momen bersatu untuk mengatasi pandemi virus corona.

Wujud kerja sama kedua negara mulai terlihat sejak Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah bekerja sama dengan pejabat kesehatan Israel.

Mereka berkolaborasi untuk mengatur pergerakan warganya dan menerapkan kebijakan manajemen rumah sakit.

Bulan lalu, Israel dan Otoritas Palestina menyetujui kebijakan yang berupaya membatasi pergerakan populasi, sembari membiarkan warga Palestina tetap bekerja.

Para pekerja diberi waktu 72 jam untuk memutuskan apakah tetap tinggal di Israel selama krisis, atau kembali ke Tepi Barat.

Sebelumnya pada 7 Maret Israel dan Palestina juga menunjukkan kekompakan untuk melawan virus corona.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved