Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Penyiraman Novel Baswedan

Ungkap Kejanggalan Kasus Penyiraman Dirinya, Novel: Apa Betul Air Aki Menyengat?

“Tercium bau menyengat. Apa betul air aki menyengat? Dari dua hal itu kok janggal,” tambahnya.

Editor: Isvara Savitri
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Novel Baswedan saat ditemui di rumahnya di Kelapa Gading Jakarta Utara usai rekonstruksi kasus penyiraman air keras, Jumat (7/2/2020). 

Dakwaan dibacakan JPU dalam sidang perdana di Ruang Kusumah Atmadja, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (19/3).

Novel mengaku, tidak mengenal Ronny Bugis dan Rahmat Kadir.

“Saya dapat informasi dari saksi di rumah, mereka tidak mengenal orang itu (para terdakwa). Saya juga tidak pernah punya interaksi dengan dua orang itu. Aneh mengapa dendam pada saya, kan lucu,” tuturnya. 

Novel mengaku tidak dapat menyimpulkan apakah Ronny Bugis dan Rahmat Kadir adalah orang yang menyiram dirinya menggunakan air keras di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

“Saya tidak mengatakan mereka pelaku atau bukan, karena sidang sedang berjalan. Saya belum pernah dapat penjelasan apa yang menjadi korelasi antara pengakuan terdakwa dengan fakta di lapangan atau alat bukti sehingga penyidik yakin. Saya perlu tahu,” katanya.

Kasus daging impor
Sejauh ini, dia tidak pernah menerima berkas perkara ataupun salinan berkas dakwaan dari penyidik Polri atapun pihak Kejaksaan.

Dia baru mendapatkan informasi dari rekannya yang mengikuti jalannya persidangan tersebut.

“Saya tidak pernah mendapatkan berkas perkara. Saya sampai sekarang belum tahu dakwaan jaksa seperti apa? Di awal saya katakan mendapatkan cerita dari kawan yang mengakses informasi dari media,” ujarnya.

Dia mengharapkan agar persidangan dapat berjalan objektif, transparan, dan profesional.

Selain itu, dia meminta, agar masyarakat memperhatikan persidangan tersebut.

“Saya harap sidang berjalan objektif, transparan, dan profesional. Menegakkan kebenaran dan menjaga keadilan lebih penting daripada menghukum orang,” tambahnya.

Novel secara gamblang membeberkan serangkaian upaya teror yang dialami dirinya dan para penyidik di KPK .

“Motif (penyerangan) terkait perkara apa, saya tidak bisa yakini satu per satu apa yang mendasari. Saya melihat ada kemungkinan komulatif kasus besar yang saya tangani,” kata Novel.

Dia menjelaskan, kasus itu adalah kasus suap kuota impor daging sapi.

“Satu bulan sebelum diserang, saya ditemui senior. Saya bertemu di masjid dekat kantor KPK. Dia bertanya apakah saya tangani kasus daging, saya jawab jujur tidak menangani,” katanya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved