Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Pengakuan Perawat yang Ditampar Satpam: Dia Marah-marah dan Ancam Akan Bunuh Saya

Karena merasa takut akan keselamatannya itu, akhirnya ia melaporkannya ke polisi untuk meminta perlindungan.

Editor: Frandi Piring
str/AFP via getty image via Tribunnews.com
Perawat saling berpelukan dan saling menguatkan di bangsal isolasi di sebuah rumah sakit di Zouping di Provinsi Shandong, Tiongkok. () 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengakuan HM (30), seorang perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita, Kota Semarang, Jawa Tengah, terpaksa melaporkan kekerasan yang dilakukan oknum satpam berinisial B kepada polisi.

Pasalnya, selain mengalami trauma ia juga merasa terancam keselamatannya.

Sebab, saat peristiwa itu pelaku selain menampar juga sempat mengancam akan membunuhnya.

"Habis marah-marah, dia mengancam awas kalau ketemu di jalan tak bunuh tak penggal lehermu," ujar dia menirukan ucapan pelaku saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/4/2020).

Karena merasa takut akan keselamatannya itu, akhirnya ia melaporkannya ke polisi untuk meminta perlindungan.

Bahkan, ia juga telah melakukan visum untuk melengkapi bukti kasus kekerasan yang dilakukan pelaku terhadapnya.

Ilustrasi Perawat
Ilustrasi Perawat (Ilustrasi(Pixabay/Coyot))

"Sudah dilaporkan ke Polsek Semarang Timur untuk dimintai keterangan. Kemudian baru ditindaklanjuti ke Polrestabes," ujar dia.

Lebih lanjut dikatakan, kejadian yang terjadi pada Kamis (9/4/2020) sekitar pukul 09.00 WIB itu bermula saat pelaku berinisial B hendak memeriksakan anaknya yang sedang sakit.

Saat pelaku sedang antre di pendaftaran, dirinya mencoba mengingatkan kepada yang bersangkutan untuk memakai masker.

Hal itu dilakukan selain untuk mencegah penyebaran virus corona, juga karena adanya aturan di klinik tersebut kepada setiap pasien yang akan berobat untuk mengenakan masker.

Melipat bagian samping masker
Melipat bagian samping masker ((YouTube))

Bahkan dokter sendiri tidak akan melayani kalau pasien yang datang tidak bersedia mengenakan masker.

Namun, niat baiknya untuk mengingatkan aturan itu justru disalah artikan oleh pelaku.

Bukannya mematuhi, pelaku justru marah-marah dan memukulnya.

“Saat kejadian itu dokternya sempat keluar dan berusaha menjelaskan peraturan di sini harus pakai masker.

"Dia tak terima karena kita bilang mau lapor polisi. Akhirnya dia pergi dan enggak jadi periksa,” terangnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved