Update Virus Corona Sulut
Kepala Daerah Jadi Sinterklas di Tengah Covid-19, Pengamat Sebut Tujuan Kemanusiaan Patut Dicontoh
Ferry Daud Liando, memberikan tanggapan terkait calon kepala daerah ramai-ramai menjadi 'sinterklas' di tengah pandemi Covid-19
Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pengamat politik dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Ferry Daud Liando, memberikan tanggapan terkait calon kepala daerah ramai-ramai menjadi 'sinterklas' di tengah pandemi Covid-19.
"Jika alasan pembagian bahan kepada masyarakat yang membutuhkan adalah untuk kemanusian saya kira itu tindakan yang patut dicontoh," kata Ferry kepada Tribun Manado, Senin (6/4/2020).
Ia berharap, berharap politisi lain juga bisa melakukan.
Sebab, saat ini banyak masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencari nafkah.
• Satriany Juliana Sumuweng Rajin Cuci Tangan dan Pakai Masker
"Sebelumnya mereka ini bekerja untuk makan sehari," jelasnya.
Ia menambahkan, coba bayangkan jika saat ini mereka tidak bekerja, lalu mereka mau mencari makan di mana. Bagaimana harus menyelamatkan keluarganya.
"Sehingga jika ada politisi yang tergerak hatinya untuk membantu, tentu ini hal positif dan perlu juga ditiru oleh siapapun," ucap dia.
• Aniaya Ayah Kandung, Pemuda Malalayang Dicengkram Tim Lipan
Namun, demikian sesuatu yang keliru jika pemberian itu selalu berharap kompensasi.
"Di tempat lain, banyak politisi bagi-bagi uang dan barang namun menuntut masyarakat agar memilihnya pada saat pencoblosan," bebernya.
"Saya kira jika ada ada pembagian lalu motifnya meminta dukungan, tentu ini sesuatu yg keliru," ujar Ferry Liando.
• Hadapi Covid-19, Pemkab Bolmong Perkuat Ketahanan Pangan
Menurut dia, tapi selama ini pembagian sesuatu dari politisi kepada masyarakat masih sebatas pada hal-hal yang wajar.
"Lagi pula Pilkada kemungkinan akan ditunda pada 23 September 2021, sehingga kecil kemungkinan pemberian bantuan itu akan berpengaruh pada Pilkada 2021," ungkapnya.
Ia mengatakan, jadi sepanjang pembagian bantuan itu dilakukan dengan tulus tanpa adanya tuntutan atau kompensasi.
"Saya kira tindakan itu adalah hal yang wajar. Itu adalah ibadah," pungkasnya. (Ang)