Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

BEREDAR Video Bukan Petugas Medis Belanja ke Pasar dan Mal Pakai APD Baju Hazmat, Ada Aturan Khusus

Beredar foto dan video orang bukan petugas medis memakai alat perlindungan diri (APD) baju hazmat berbelanja ke pasar dan mal.

Editor: Alexander Pattyranie
Kolase Twitter dan Facebook
Orang Bukan Petugas Medis Belanja ke Pasar dan Mal Pakai APD Baju Hazmat 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Beredar foto dan video orang bukan petugas medis memakai alat perlindungan diri (APD) baju hazmat berbelanja ke pasar dan mal.

Foto-foto dan videonya menjadi viral di media sosial.

Pasalnya, APD baju hazmat seharusnya dipakai oleh petugas medis atau petugas yang aktivitasnya berhubungan dengan virus, bakteri, dan bahan berbahaya lainnya.

Namun, foto dan video yang beredar menunjukkan APD baju hazmat justru dipakai oleh orang biasa untuk belanja ke pasar dan mall.

Tentu saja aksi orang-orang tersebut mendapat banyak kecaman, lantaran petugas medis sangat membutuhkan APD baju hazmat untuk berjuang menangani pasien virus corona.

Di samping itu, penggunaan APD baju hazmat oleh orang awam ternyata bisa menimbulkan bahaya.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Harvard Global Health Insitute, Dr. Ashish K. Jha, yang dilansir dari Kompas dalam artikel 'Lebay Proteksi Diri Pakai Baju Hazmat Justru Bahaya, Apa Alasannya?'

"Mungkin itu menyenangkan. Namun dari sudut pandang keamanan dan higienitas, itu merupakan bencana," kata Jha.

Jha menambahkan, seperti masker bedah yang sekarang kini banyak dikenakan orang, tindakan perlindungan heboh seperti memakai APD hanya berguna bagi mereka yang sudah terinfeksi, sehingga dapat melindungi orang lain agar tidak tertular.

Namun, menggunakan baju hazmat untuk menghindari virus corona mungkin justru memberi hasil sebaliknya.

Dengan kata lain, melindungi diri tidaklah sesederhana hanya dengan mengenakan baju hazmat.

"Biasanya, ada protokol khusus yang harus kamu ikuti, atau kamu akhirnya benar-benar menulari diri sendiri," kata Jha.

Ia mencontohkan ketika menangani wabah Ebola, ada banyak tenaga medis yang terinfeksi meskipun mereka sudah dibekali pelatihan.

Penyebabnya, masih banyak tenaga kesehatan yang saat itu tidak cukup hati-hati dan mengikuti aturan yang tepat tentang cara melepaskan pakaian tersebut.

Jha mengatakan bahwa salah satu langkah paling penting untuk menghindari paparan virus adalah dengan tidak menyentuh wajah.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved