Informasi Kesehatan
WASPADA, Kuku Panjang Bisa Memudahkan Penyebaran Virus Corona, Ini Alasannya
Seorang perawat mengingatkan, kuku panjang menjadi salah satu penyebar virus corona tercepat karena dapat menampung segala macam bakteri.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Apakah kukumu panjang?
Apabila kita memiliki kuku panjang atau kuku palsu, hal terbaik adalah memotongnya.
Kenapa? karena nyaris tidak mungkin kita menggunakan sikat kuku setiap kali mencuci tangan.
Memiliki kuku panjang berarti kita memberi peluang pada virus dan bakteri untuk berkembang di tangan kita.
• Obat Produksi Swiss Ini Diklaim Dapat Sembuhkan Pasien Kritis Virus Corona dengan Rasio 90%
Seorang perawat mengingatkan, kuku panjang menjadi salah satu penyebar virus corona tercepat karena dapat menampung segala macam bakteri.
Petugas kesehatan Australia itu menulis, praktik terbaik adalah menjaga kuku tetap pendek.
Untuk menguji apakah kuku kita pendek, ia mengatakan, kita bisa menekan ujung jari. Jika kita merasakan kuku tetapi bukan daging jari kita, kuku itu terlalu panjang dan perlu segera dipotong.
Di akun Facebook miliknya, ia menyebut, "di antara semua instruksi mencuci tangan dan saran lagu menyenangkan selama 20 detik, saya belum melihat orang paham, mustahil mencuci tangan dengan benar jika kuku kita panjang."
"Jika kita tidak bisa meletakkan kuku lurus ke bawah di telapak tangan yang lain, kita tidak bisa mencuci bagian bawah kuku dengan benar kecuali kita menggunakan kuas kuku setiap saat."
Memiliki kuku yang panjang sangat berbahaya, apalagi jika kita punya kebiasaan menggigit kuku. Hal ini dapat menyebabkan virus corona masuk ke dalam tubuh.
Banyak dari kita telah menggunakan hand sanitizer pada saat ini, tetapi sekali lagi perawat ini mengingatkan hal itu tidak akan berhasil untuk kuku panjang.
"Jika kita tidak bisa menggosok ujung jari kita pada telapak tangan lain, maka tangan kita tidak benar-benar bersih setelah mencucinya, tidak peduli berapa lama kita menyabuninya."
"Harap selama darurat global ini, jaga agar kuku kita tetap pendek."
• VIRAL Kenekatan Seorang Pria yang Rela Jilat Kloset Demi Tantangan Tik Tok, Kini Positif Covid-19
Gejala Virus Corona Muncul Lima Hari
Orang yang terinfeksi oleh virus corona cenderung menunjukkan gejala sekitar lima hari setelah paparan, dan selalu nyaris dalam kurun waktu dua minggu.
Gejalanya antara lain demam, batuk, dan gangguan pernapasan. Kebanyakan orang sudah menunjukkan gejala sekitar lima hari atau kurang.
Orang yang terpapar corona dan tidak menunjukkan gejala sampai hari ke-12 cenderung tak akan mengalami gejala apa pun tapi tetap jadi pembawa virus.
Masa inkubasi itu konsisten dengan perkiraan sebelumnya dari otoritas kesehatan masyarakat, dan 14 hari karantina dianggap sesuai untuk orang yang berpotensi terkena virus corona.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine itu juga menunjukkan, skrining simptomatik untuk virus --seperti pemeriksaan suhu di bandara-- bisa tak mendeteksi orang yang baru terinfeksi.
"Jika seseorang berada dalam masa inkubasi, itu adalah periode jendela ketika orang yang sudah terinfeksi bepergian ke negara lain dan tidak terdeteksi oleh pengawasan berbasis gejala," kata peneliti Justin Lessler.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS merekomendasikan agar orang melakukan karantina sendiri selama dua minggu usai bepergian ke negara-negara dengan penyebaran corona yang luas seperti Italia atau Korea Selatan.
• Tips Mengatur Keuangan untuk Berhemat Selama Masa Isolasi di Masa Wabah Virus Corona
"Jendela sempit" untuk memperkirakan periode inkubasi
Untuk memperkirakan masa inkubasi, Lessler dan timnya memeriksa lebih dari 180 laporan virus corona di tempat-tempat tanpa penyebaran virus yang luas, di mana infeksi mungkin disebabkan oleh perjalanan luar negeri.
Karena penelitian ini dilakukan pada awal epidemi virus corona, penularan komunitas pada waktu itu terbatas di Wuhan, China.
Dengan membandingkan perjalanan ke Wuhan dan munculnya gejala, peneliti kemudian memperkirakan periode inkubasi untuk virus sekitar lima hari, bukan 12 hari.
Ada kemungkinan, kata para peneliti, studi mereka berfokus pada kasus yang lebih parah dari virus corona. Maka, inkubasi untuk kasus-kasus ringan bisa agak berbeda.
Baik CDC dan WHO mencatat infeksi virus corona dapat bersifat asimptomatik --yaitu penderitanya tidak menyadari gejala apa pun. CDC juga mengatakan, peran penularan pra-gejala "tidak diketahui."
Meski sebagian besar orang mengalami gejala yang ringan, tapi pada sebagian orang virus ini bersifat mematikan. Terutama pada orang yang berusia lanjut dan sudah memiliki penyakit lain sebelumnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hati-hati, Kuku Panjang Bisa Jadi Penyebar Virus Corona