Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona di Italia

UPDATE Angka Kematian di Italia Akibat Virus Corona Tembus 6.077 per Selasa 24 Maret 2020

Sehari sebelumnya negara itu mengumumkan 651 meninggal dunia pada hari Minggu sehingga totalnya menjadi 5.476.

Editor: Alexander Pattyranie
AFP via Warta Kota
Peti mati disediakan di rumah sakit Ponte San Pietro di Bergamo pada hari Selasa, di provinsi Lombardy yang telah menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak di Italia 

Pasien yang berusia lanjut memiliki kebutuhan untuk fasilitas yang harus memadai dan lengkap.

Jaringan rumahsakit di Italia kewalahan menghadapi hal ini.

Selain itu, Ricciardi menyebutkan, mortality rate yang tinggi di Italia lantaran cara dokter atau petugas medis menghitung angka kematian

“Semua pasien yang meninggal di rumahsakit yang menangani virus corona dihitung sebagai pasien meninggal karena virus corona,” ujarnya.

Ricciardi menuturkan, berdasarkan reevaluasi yang National Institute of Health lakukan, hanya 12% dari total pasien yang meninggal akibat virus corona.

“Sementara 88% pasien memiliki setidaknya satu penyakit bawaan. Banyak yang memiliki dua atau tiga,” tambahnya. 

Skeptisisme terhadap data 

Para ilmuwan lainnya juga memiliki skeptisisme terhadap data kematian di Italia.

Mengutip Telegraph, Martin McKee, Profesor di European Public Health, London School of Hygiene and Tropical Medicine, menyebutkan, Italia belum memiliki perhitungan terhadap gejala ringan virus corona. 

Jika lebih banyak tes dilakukan kepada orang yang asimptomatik (tidak menunjukkan gejala), maka angka kematian dirasa akan menurun.

“Terlalu dini untuk membandingkan Italia dengan negara-negara lain di Eropa.

Kita tidak tahu berapa banyak orang asimptomatik yang menyebarkan virusnya,” sebut McKee. 

IIlmuwan lain menilai, ada faktor lain terkait angka kematian yang tinggi akibat virus corona di Italia.

Faktor ini termasuk angka yang tinggi terhadap konsumsi rokok dan polusi udara. 

Itu berdasarkan data mayoritas pasien yang meninggal berasal dari wilayah Lombardy bagian Utara Italia, yang memiliki kualitas udara cukup buruk dibanding daerah lainnya. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved