Dampak Virus Corona
Luhut Sebut Kemungkinan Indonesia 'Lockdown' Masih Dikaji, Menko: Tak Mungkin Pemerintah Careless
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan lockdown atau karantina wilayah guna menangani penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) masih dalam tahap kajian
"Pertanyaan saya, negara mana sih yang siap, kan tidak ada yang siap. Jadi, kalau ada pengamat yang bilang pemerintah tidak siap, ya memang tidak ada yang menduga akan seperti ini," katanya dalam video berdurasi 4 menit 7 detik tersebut, Selasa (24/3/2020).
Dia pun membandingkan kesiapan Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) menangani wabah virus corona tersebut.
Pasalnya, Negeri Paman Sam itu juga dinilai lambat penanganannya.
"Amerika saja begitu galau. Anda bisa bayangkan sebesar Amerika itu minta bantuan ke Indonesia," ucapnya.
Dari permintaan pertolongan dari Presiden AS, Donald Trump, pemerintah seolah memberikan tawaran kerja sama dalam hal penyaluran obat merk klorokuin atau obat malaria yang dianggap bisa menyembuhkan virus tersebut.
• Dampak Virus Corona, Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah, hingga Tadi Pagi Mencapai Angka Rp 16.505
"Saya akhirnya memberikan saran, kami sendiri sedang mengkonsolidasi alat-alat kebutuhan kami bahwa klorokuin atau obat malaria kita bisa menjadi satu alternatif yang bagus dan proven.
Kami dengar sendiri pernyataan Presiden AS Donald Trump, kita produsen klorokuin terbesar di dunia di Kimia Farma," sebut Luhut.
"Saya tadi tanya ke Dirut Kimia Farma, berapa sih produksi klorokuin kita?
Karena Amerika juga mau memproduksi, ya jadi kita oper ke mereka mungkin. Untuk konveksi," tambah dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Luhut: Rencana Lockdown Masih Dikaji