Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Antisipasi Virus Corona

Rektor Unima Apresiasi Pembuatan Hand Sanitizer dari Cap Tikus Karya Fakultas MIPA

Rektor Universitas Negeri Manado (Unima) Prof Dr Julyeta P A Runtuwene MS mengapresiasi upaya para mahasiswa dan dosen

Penulis: Andreas Ruauw | Editor: David_Kusuma
Istimewa
Rektor Universitas Negeri Manado (Unima) Prof Dr Julyeta P A Runtuwene MS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menanggapi peristiwa pandemi Virus Corona (Covid-19) yang mengakibatkan terjadinya kekurangan alat sterilisasi diri seperti Hand Sanitizer, maka Universitas Negeri Manado (UNIMA) membuat terobosan baru.

Sejak beredarnya kabar puluhan pasien yang positif Covid-19 di Indonesia, maka warga berbondong-bondong memborong alat pengaman diri seperti masker dan hand sanitizer, sehingga mengakibatkan toko-toko retail kehabisan stok tersebut.

Hal itu juga berdampak di Provinsi Sulawesi Utara, di mana pemerintah kabupaten/Kota pun mengaku kesulitan memperoleh produk tersebut.

Oleh karena itu, sejumlah mahasiswa dan dosen di Universitas Negeri Manado (Unima) membuat suatu eksperimen untuk membuat hand sanitizer yang berbahan dasar cap tikus, atau minuman beralkohol khas Sulawesi Utara.

Hand Sanitizer Berbahan Cap Tikus Buatan FMIPA Unima Sudah Sesuai Standard WHO

Dari inovasi tersebut maka Rektor Universitas Negeri Manado (Unima) Prof Dr Julyeta P A Runtuwene MS mengapresiasi upaya para mahasiswa dan dosen itu.

"Tentu selaku Rektor memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada para mahasiswa dan dosen FMIPA Unima yang telah berinovasi menggunakan karifan lokal, yaitu cap tikus dengan kandungan alkohol yang bisa mencapai 90 persen," katanya

Ia menambahkan, inovasi yang mereka lakukan di lab ini tentu dari cap tikus yang telah dinaikan alkohol dan dicampur dengan bahan esensial ditambah pelembab, sehingga menghasilkan cairan Hand Sanitizer yang sudah langka di pasaran.

Banjir Landa Ratusan Rumah di Girian, Dapur Warga Jebol dan Hancur

"Saya sudah menyampaikan kepada Dekan FMIPA terkait produksi, soal berapa banyak produksi sampai saat ini. Namun penggunaan Hand Sanitizer ini baru hanya sebatas di lingkungan Universitas karena untuk produksi dibutuhkan izin dan sebagainya," katanya saat dikonfirmasi Tribun Manado, Jumat (20/3/2020).

Runtuwene melanjutkan, untuk hubungan kerja sama dengan petani cap tikus ini, baru sebatas pemesanan sesuai kebutuhan eksperimen, karena kami juga tertantang untuk membuat hal ini.

Mahasiswa dan Dosen Unima Buat Hand Sanitizer dari Cap Tikus
Mahasiswa dan Dosen Unima Buat Hand Sanitizer dari Cap Tikus (Tribun manado / Andreas Ruaw)

Kalau pun Hand Sanitizer ini akan diproduksi secara besar tentu saja harus didukung dengan alat yang lebih besar, dan Unima bisa memfasilitasi alat produksi masal. Tapi kalau untuk kerja sama dengan petani kami baru lakukan secara personal, dan kalau pun berkelanjutan kami harus mencari pemasok.

"Jika tiba-tiba diminta memproduksi massal, dengan fasilitas yang ada sekarang yaitu alat redistilasi maka berdasarkan hasil uji coba akan dan disesuaikan dengan perlengkapan yang ada maka dalam sehari bisa menghasilkan dua liter hand sanitizer. Dan kami juga jika dibutuhkan, siap bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota sampai Pemerintah Provinsi untuk membantu memerangi Covid-19 ini," urainya.

Rapat Paripurna HUT ke-66 Bolmong Batal Digelar

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved