Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

Ingin Gulingkan Muhyiddin, Mahathir: Mosi Tidak Percaya Tidak Akan Menyelesaikan Masalah

"Kami tidak memiliki mayoritas di parlemen. Saya tidak berpikir bahwa mosi tidak percaya akan menyelesaikan masalah," kata dia.

Editor: Isvara Savitri
Foto: EPA-EFE/Ahmad Yusni
Mahathir Mohamad sebut Muhyiddin Yassin pengkhianat. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Koalisi oposisi di Malaysia mungkin kekurangan dukungan ntuk melengserkan pemerintahan saat ini.

Hal tersebut sudah diperingatkan oleh Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.

Di saat yang sama, Mahathir mengkritik Anwar Ibrahim atas keruntuhan pemerintahannya.

Dilansir dari Bloomberg, Mahathir bilang aliansi Pakatan Harapan, yang digulingkan dari kekuasaan pada bulan lalu, saat ini mendapat dukungan sekitar 108 anggota parlemen dari sebelumnya 114 anggota sebelum Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dilantik.

"Kami tidak memiliki mayoritas di parlemen. Saya tidak berpikir bahwa mosi tidak percaya akan menyelesaikan masalah," kata dia.

Pekan lalu dia mengatakan kepada surat kabar setempat bahwa Muhyiddin mampu menawarkan insentif kepada anggota parlemen.

"Beberapa pendukung saya telah mengalihkan kesetiaan kepadanya, mereka telah diangkat menjadi menteri. Ketika dia menawarkan jabatan, sulit bagi orang untuk menolak. Saya tidak bisa menawarkan apa pun kepada mereka,” ujar dia.

Mahathir tiba-tiba mengundurkan diri bulan lalu di tengah pertengkaran di dalam koalisi Pakatan Harapan, yang menyebabkan keruntuhan pemerintahan reformis ini kurang dari dua tahun setelah kemenangan pada pemilihan yang mengejutkan melawan blok yang telah memerintah Malaysia selama sekitar enam dekade. 

Muhyiddin, yang telah lama bertugas di sisinya, muncul sebagai perdana menteri baru yang didukung oleh koalisi termasuk partai-partai politik utama yang kehilangan kekuasaan pada 2018.

Sebuah langkah yang Mahathir sebut sebagai pengkhianatan.

Beberapa jam sebelum pelantikan Muhyiddin, Mahathir menyerukan pemungutan suara di parlemen dan membantah klaim perdana menteri baru bahwa ia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen.

Sejak itu Mahathir telah menahan panggilannya, bahkan sampai mengatakan pada sebuah surat kabar lokal bahwa ia mengharapkan pemerintah saat ini akan bertahan hingga pemilihan berikutnya di Malaysia.

Pemerintah Mahathir runtuh sebagian sebagai akibat dari ketegangan mengenai apakah ia akan memenuhi janji yang dibuat selama kampanye pemilihan 2018 untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim, yang telah lama menunggu untuk mengambil alih kekuasaan. 

Sementara Anwar mengatakan kepada wartawan pada pekan lalu bahwa Mahathir tidak lagi menjadi anggota koalisi oposisi.

Hal ini pun dibantah Mahathir.

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved