Pilpres 2024
Pilpres 2024, Prabowo Diprediksi Akan Kalah Jika Kembali Maju, Ini Sebabnya
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diprediksi akan mengalami kekalahan apabila kembali maju dalam bursa Pilpres 2024.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kontestasi Pilpres 2024 masih sangat jauh, namun euforia pemilihan presiden tersebut sudah mulai hangat diperbincangkan.
Salah satu yang menjadi perbincangan ialah sosok Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang digadang-gadang maju.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diprediksi akan mengalami kekalahan apabila kembali maju dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu terlihat dalam hasil survei yang digelar oleh Indonesia Political Opinion (IPO).
"Sejak 2019 sampai 2020, bahkan di awal 100 hari pemerintahan Jokowi-Maaruf Amin, trennya adalah menurun.
Jadi ini kalau dilanjutkan, maka lebih besar potensinya untuk kalah dibandingkan yang menang," ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
Sedangkan, peluang kemenangannya hanya sebesar 16,4 persen.
Adapun responden yang ragu-ragu atas kemenangan Prabowo sebesar 9,2 persen dan tergantung pasangan sebesar 9,9 persen.
• Hasil Autopsi Intan Anjanii Bee, Polisi Sebut Ada Unsur Dendam, 42 Orang Diperiksa
Dalam survei tersebut, Prabowo masuk dalam deretan klaster tokoh lama bersama Menko Polhukam Mahfud MD dan politisi PKS Hidayat Nur Wahid.
Kemudian disusul Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, politisi PAN Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Uniknya, kendati diprediksi akan mengalami kekalahan, Prabowo justru meraup popularitas tertinggi di deretan tokoh lama.
Menteri Pertahanan itu meraih kepopuleran sebesar 92,6 persen.
Sedangkan Bambang Soesatyo menjadi tokoh lama paling rendah popularitasnya sebesar 21,0 persen.
Dedi mengatakan, faktor kekalahan Prabowo terjadi karena tingkat keterpilihan pada Pilpres 2024 lebih condong mengarah kepada tokoh-tokoh baru.
Tokoh baru itu antara lain, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, politisi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Mendagri Tito Karnavian.