Jerry Sambuaga Pastikan Stok Gula Aman: Corona Bikin IHSG Anjlok 16,37%
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga mengatakan, kenaikan harga komoditas gula yang terjadi saat ini hanya situasional.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Hari ini perdagangan IHSG terjun bebas 5,01 persen atau 258,35 di level 4.895. Selain wabah corona, ada beberapa sentimen pasar modal dunia yang membuat IHSG terjun bebas 16,37% dalam sebulan terakhir. Di antaranya adalah perang harga minyak antara OPEC+ (OPEC dan sekutunya) dan Rusia. Akibatnya harga minyak dunia sudah menyentuh level US$ 30 per barel.
"Tadinya OPEC plus bersama Arab Saudi mengajak Rusia menekan produksi supaya harga naik lagi. Tapi Rusia enggak mau. Lifting-nya semaunya. Akhirnya dibalas oleh Arab Saudi. Sehingga harga minyak sangat tertekan. Ini adalah indikator harga atau indikator ekonomi lainnya," kata Fakhri.
Adapun sentimen ketiga adalah keputusan AS menurunkan suku bunga untuk menangkal krisis. Nyatanya, hal itu tidak berhasil. "Kejadiannya, indeks masih tertekan, Dow Jones kemarin minus 5,8%, biasanya sekarang itu AS mengikuti Asia," kata Fakri.
"Isu corona, belum ada yang bisa mengatakan dalam 2 bulan, setahun, sekarang enggak ada yang yakin [bisa selesai], tapi ada secercah harapan di Wuhan, sudah mulai berkurang. Indonesia sudah 34 pasien corona, ini yang membuat seperti ini [pasar saham bergejolak]."
Untuk menjaga agar kondisi pasar tetap baik, OJK mengeluarkan berbagai kebijakan. Otoritas mengizinkan semua emiten atau perusahaan publik melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Aturan ini sebagai upaya memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan.
Ketentuan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020 tanggal 9 Maret 2020 tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.
Keputusan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam memberlakukan penambahan ketentuan trading halt atau pembekuan sementara disebut sebagai upaya sementara untuk meredam kepanikan para investor.
Seperti yang disampaikan Ekonom INDEF Bhima Yudhistira, menanggapi langkah yang diambil BEI dalam menyikapi penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada satu hari perdagangan bursa.
"Langkah ini hanya meredam kepanikan secara temporer. Sementara itu arus keluarnya dana asing akan kembali terjadi paska trading halt dibuka," ujar Bhima.
Menurutnya, permasalahan saat ini ada pada pemerintah yang harus mengambil sikap dalam mengatasi persoalan ekonomi di negara ini, khususnya sektor keuangan. "Jadi masalah utamanya ada di fundamental ekonomi, pemerintah harus ambil tindakan dengan insentif yang dirasakan ke seluruh sektor ekonomi," kata Bhima. (Tribun Network/dod/fit/wly)