Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lingkungan

Tidak Berharga dan Sulit Didaur Ulang, Sampah Plastik Diprediksi Terus Meningkat

Masalah sampah plastik adalah masalah yang masih belum bisa diselesaikan hingga kini. Bahkan jumlahnya pun terus bertambah.

Editor: Isvara Savitri
aljazeera.com
Ilustrasi sampah plastik 

"Kita tidak punya data yang pasti, tetapi bisa dibilang angkanya kurang dari satu persen," ujar Justin.

Oleh sebab itu, seharusnya pelarangan plastik yang digagas oleh pemerintah lebih kepada kemasan sachet yang kebutuhan daur ulangnya lebih kecil, daripada melarang kantong kresek yang kebutuhan daur ulangnya cukup besar.

Kemasan sachet tanggungjawab produsen
Disebutkan sebelumnya oleh Atha, inisiatif daur ulang kemasan sachet baru datang dari masyarakat bukan produsen.

Hal ini juga dikatakan oleh pengamat persampahan, Sri Bebassari.

Ia mengatakan produsen memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah sachet yang mereka hasilkan.

“Kita seharusnya mengacu pada Pasal 15 Undang-Undang nomor 18 tentang Pengelolaan Sampah. Di situ disebutkan bahwa produsen harus bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan dari produk yang mereka buat,” jelas Sri.

Sri merupakan seorang Sarjana Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia mencontohkan salah satu produk kemasan multilayer sachet adalah mie instan yang diproduksi setiap tahun sebanyak 17 miliar.

Dari kemasan sachet sebanyak 17 miliar itu seharusnya dipikirkan bagaimana caranya agar sampahnya tidak mengalir ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja.

Ditegaskan Sri juga, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) seharusnya menjadi garda paling depan dalam meminimalisir potensi sampah dari kemasan sachet.

Kemenperin memiliki wewenang dalam memberi izin produksi dinilai sebagai pihak yang seharusnya ikut bertanggungjawab terkait persoalan sampah kemasan multilayer sachet ini.

Pada saat produsen meminta izin produksi, seharusnya Kemenperin harus lebih dahulu meminta proposal dari industri tentang rencana atau strategi setelah barang mereka dikonsumsi.

Strategi tersebut, kata Sri, harus bisa menjawab solusi dari persoalan potensi sampah yang akan dihasilkan produknya. Jika produsen tidak memiliki strategi, maka Kemenperin seharusnya tidak memberikan izin produksi kepada mereka (produsen atau industri) itu.

"Jadi seharusnya Kemenperin sejak awal menjaga betul tentang tanggungjawab produsen ini. Supaya mereka itu tidak cuma asal jualan, tetapi pikirkan juga dong apa yang harus dilakukan dengan kemasan plastik yang mereka produksi," tegas Sri.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sulit Didaur Ulang, Jumlah Sampah Sachet Diprediksi Terus Meningkat".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved