Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wawancara Eksklusif Menaker Ida Fauziah (1): Orang Beruntung, Gagal Pilgub Jadi Menteri

Ida Fauziyah menyebut diri sebagai orang beruntung. Pernah kecewa karena kalah pada pemilihan kepala daerah Jawa Tangah tahun 2018

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribunnews.com
Menteri Ketenagakerjaan Ida fauziah 

Tapi kalau saya, orang terdekat saya sudah memberikan dukungan, saya hanya bismillah. Dan kalau saya sudah bismilah itu saya tidak pernah berpikir kalah. Itu yang menjadikan saya semangat kerjanya luar biasa.

Saya bukan tidak dengar, bukan tidak baca survei. Survei kan malah setiap dua Minggu ada survei ini itu, saya bukan tidak baca. Baca banget survei itu. Tapi tidak tahu kenapa kalau dalam hal itu saya dibutakan. Ah peduli amat dengan survei.

Bupati Sehan Ajak Warga Lapor SPT Tahunan Sebelum 31 Maret 2020

Jadi ketika bekerja itu, saya sudah tidak ada pilihan lain kecuali menang gitu. Jadi pikirannya itu. Sampai orang berpikir ini kok kerjanya seperti orang tidak tahu survei. Saya hanya menangkap ada harapan bahwa ada banyak orang yang memberikan dukungan ke saya dan ini cukup menjadi bagi saya motivasi utama. Survei setiap hari tidak pernah saya baca, sudah, biarkan saja survei. Begitu sih kalau saya.

Ketika kalah, siapa sih pak orang yang kalah kemudian bahagia. Jadi kalau saya sih, manusiawi saja, kalau saya kecewa. Tapi saya merasa bahwa saya tidak terlalu lama tenggelam dalam kekecewaan itu. Setiap kompetisi itu ya ada kalah ada menang, dan itu risiko. Ketika mau menentukan itu saya sudah tahu kalau kondisinya seperti itu. Jadi saya segera move on.

Tidak begitu lama, berapa jam atau berapa hari atau berapa minggu?

Ya tidak dalam hitungan jam tentunya, tapi yang pasti saya tidak pernah mengeluarkan air mata untuk kekalhan itu. Perolehan 41 persen capaian suara itu sudah cukup membanggakan.

Bagi saya, saya merasa kerja keras itu terjawab dengan jumlah ini. Saya tahu persis kenapa saya kalah, dalam kondisi yang tidak banyak logistik. Keterbatasan itu dapat 41 persen itu saya bayangkan ada teman-teman yang sudah melakukan masa sosialisasi yang panjang.

Peolehan 41 persen itu, apa anda merasa, berapa persen yang tercapai dari peranan Anda? Mungkin faktor gender atau NU?

Di NU sendiri kan tidak gampang. Waktu itu kan Taj Yasin (calon wakil Gubernur Jateng pada Pilkada 2018, Red) kan juga representasi NU. Semua orang tahu beliau anaknya Mbah Maimun, semua orang tahu. Tantangan saya waktu itu ini tantangan tersendiri bagaimana meyakinkan warga NU bahwa warga NU itu siapa yang kira-kira bisa dititipkan Aspirasi.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin adalah putra Kyai Haji Maimoen Zoebair, atau akrab dipanggil Mbah Moen. Ia ulama besar dan politikus PPP. Ia Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat di Mekkah, Arab Saudi, 6 Agustus 2019.

Saya itu datang ke kiai misalnya, itu bisa lebih dari dua kali satu kiai itu. Satu kiai itu saya datangi empat sampai lima kali. Dan itulah tantangannya, personal approach. Itu salah satu contoh, Jawa Tengah memang basisnya PDIP, tapi kan NU juga kuat banget. Selain Jawa Timur kan Jawa Tengah.

Bagi saya ini tantangan tersendiri. Saya merasa cukup punya basis. Punya basis maksudnya saya mantan ketua Fatayat, dengan teman-teman kan bisa bersama-sama. Mereka meyakinkan bahwa representasi NU ada di saya.

Apa hikmah dari kalah dalam Pilkada yang Anda bisa petik baik untuk gender atau pendidikan politik?

Sebenarnya kalau kalah itu banyak faktor. Misalnya logistik (dana kampanye). Tapi logistik tidak menjadi satu-satunya. Kalau ada yang beranggapan bahwa pragmatisme masyarakat itu cukup tinggi dalam even seperti itu, saya melihat bahwa tidak semua masyarakat itu bisa diperlakukan demikian tingkat pragmatisnya tinggi.
Ida adalah kader Nahdlatul Ulama yang mantan Ketua Umum Fatayat NU, dan 20 tahun menjadi anggota DPR.

Saya benar-benar modalnya modal cekak. Bayangkan saya maju Pilkada, besok pengumuman, malam ini saya baru memutuskan. Jam 3 pagi saya memutuskan, siangnya mengumumkan, saya kan waktunya pendek sekali untuk mempersiapkan itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved