Ayah dan Anak Penderita Kanker Butuh Masker Harga Normal, Sekotak Masker Ditawari Rp 220 Ribu
Sebagai penyintas kanker, Susanto dan anaknya rentan terhadap kondisi udara yang tidak baik seperti asap rokok, debu, dan polusi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ayah dan anak warga Pontinak, Kalimantan penyintas kanker kesulitan mencari masker setelah virus corona terdeteksi di Indonesia.
Mereka adalah Susanto Tan (46) dan anaknya, Celine (6).
Susanto didiagnosa mengidap kanker nasofaring dan anaknya, Celine menderita leukemia atau kanker darah.
Kepada Kompas.com, Susanto bercerita rutin menggunakan masker sejak tahun 2018 lalu. Sedangkan anaknya menggunakan masker sejak tahun 2016.
Sedikitnya, satu hari ia menggunakan satu masker. Untuk sang anak lebih banyak yakni tiga masker setiap hari.
Mereka menggunakan masker terutama saat bepergian.
Sebagai penyintas kanker, Susanto dan anaknya rentan terhadap kondisi udara yang tidak baik seperti asap rokok, debu, dan polusi.
Apalagi sang ayah harus check up penyakitnya yang masuk dalam tahap stadium 2 setiap tiga bulan sekali ke Jakarta.
Sementara anaknya harus cek darah di Pontianak setiap bulan.
"Karena masih dalam tahap kontrol, kebutuhan masker tentu sangat penting, sebab kondisi tubuh rentan terhadap asap, debu dan polusi udara," ujar Susanto, Rabu (4/3/2020).
Ditawari sekotak masker Rp 220.000
Susanto bercerita sejak virus corona terdeteksi di Indonesia, harga masker melonjak tinggi.
Ia mengaku pernah ditawari masker seharga Rp 220.000 per kotak.
Padahal ia biasa membeli masker antara Rp 23.000 hingga Rp 40.000 per kotak.
Pada Selasa (3/3/2020), Susanto mengaku tak menemukan toko yang menjual masker dan hand sanitizer sepanjang jalan antara Kecamatan Siangan dan Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.