Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Beredar Kabar, Pasien yang Sembuh dari Virus Corona Bisa Tertular Lagi, Ini Fakta & Penjelasannya

Beredar kabar bahwa beberapa kasus pasien sembuh dari virus corona dinyatakan terjangkit lagi, Tetapi apakah benar demikian?

Editor:
(IRNA)
Ilustrasi virus corona 

Lebih jauh, pasien yang diduga terinfeksi kembali ternyata kebanyakan masih memiliki virus tingkat rendah ketika mereka dikeluarkan dari rumah sakit dan pengujiannya gagal untuk diambil hasilnya.

Meskipun jika memang terjadi beberapa kasus infeksi ulang, tidak akan sebahaya kasus infeksi baru yang sampai sekarang meningkat di beberapa negara.

Dua pasien sembuh dari virus corona mengisahkan ceritanya. Seorang diantaranya mengatakan penyakit ini lebih seperti pilek berat.
Dua pasien sembuh dari virus corona mengisahkan ceritanya. Seorang diantaranya mengatakan penyakit ini lebih seperti pilek berat. ((CNN via express.co.uk / Daily Mirror))

Sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan Rabu (27/02/2020) di Jurnal JAMA mengatakan bahwa pasien sembuh virus corona memang masih mungkin kambuh namun dalam jangka waktu yang lama sekali sejak dia sembuh.

Empat tenaga medis profesional akan virus corona di Wuhan, China, pusat dari epidemik virus corona, mengatakan hasil penelitiannya.

Uji deteksi materi genetik virus corona rupanya masih tetap positif dalam lima sampai 13 hari sejak pasien tidak menunjukkan gejala lagi.

Namun bukan berarti pasien sembuh dengan virus aktif ini masih bisa menulari yang lainnya.

Uji deteksi melakukan diagnostik PCR ini dikatakan dr. Krammer sebagai tes paling sensitif dan mampu memperkuat materi genetik bahkan dari satu molekul virus.

Jadi, tes PCR ini hanya bisa mengambil beberapa potongan virus saja.

Tes PCR biasanya juga mendeteksi sisa virus penyakit campak berbulan-bulan sejak penderitanya dinyatakan sembuh dan tidak menularkan campak pada yang lain.

Lalu, kenapa pasien bisa dinyatakan sembuh padahal hasilnya negatif?

Kemungkinannya, tes tersebut dilakukan dengan kurang tepat.

Atau, sampel yang diambil disimpan dalam suhu di mana virus memburuk.

Uji seka atau usap, atau juga "swab" ke tenggorokkan juga dapat melewatkan virus yang bersembunyi di tempat lain di tubuh.

Untuk uji swab ini, Marc Lipsitch, pakar epidemiologi Harvard mengatakan, "Tes virus akan positif jika jumlah virus cukup dan terseka dalam uji swab."

Itu artinya, tes negatif bukan berarti tidak ada lagi virus pada orang itu.

Turis yang memakai masker pelindung, saat berjalan pada 28 Februari 2020, di pusat Milan setelah COVID-19, virus corona baru, menyebar ke Italia. Italia mendesak para wisatawan yang ketakutan oleh virus corona baru pada 28 Februari untuk tidak menjauh, tetapi upaya untuk meyakinkan dunia bahwa mereka mengelola wabah ini dengan baik dibayangi oleh peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Sekitar 650 orang telah dinyatakan positif terkena virus di Italia, meskipun hanya 303 yang dianggap sebagai kasus klinis serius, dan kematian mencapai 17 - sejauh ini merupakan yang tertinggi di Eropa - menurut angka terbaru dari badan perlindungan sipil.
Turis yang memakai masker pelindung, saat berjalan pada 28 Februari 2020, di pusat Milan setelah COVID-19, virus corona baru, menyebar ke Italia. Italia mendesak para wisatawan yang ketakutan oleh virus corona baru pada 28 Februari untuk tidak menjauh, tetapi upaya untuk meyakinkan dunia bahwa mereka mengelola wabah ini dengan baik dibayangi oleh peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Sekitar 650 orang telah dinyatakan positif terkena virus di Italia, meskipun hanya 303 yang dianggap sebagai kasus klinis serius, dan kematian mencapai 17 - sejauh ini merupakan yang tertinggi di Eropa - menurut angka terbaru dari badan perlindungan sipil. ((MIGUEL MEDINA / AFP))
Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved