Seorang WNA Korsel Gantung Diri di Solo, Polisi Lakukan Deteksi Virus Corona
Seorang warga negara Korea Selatan berinisial JE melakukan aksi bunuh diri di salah satu kamar hotel di Solo, Jawa Tengah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang warga negara Korea Selatan berinisial JE melakukan aksi bunuh diri di salah satu kamar hotel di Solo, Jawa Tengah.
Informasi simpang siur beredar, bahwa WNA Korsel tersebu terjangkit virus corona, nyatanya karena depresi soal kesehatannya.
Peristiwa gantung diri yang dilakukan WN Korsel tersebut terjadi pada Minggu (23/2/2020).
Karena di tempat kejadian ditemukan sebuah memo yang menyebut korban merasa terkena virus corona, polisi langsung melakukan evakuasi jasad korban ke RSUD Dr Moewardi Kota Surakarta.
Kapolresta Surakarta, Kombes Andy Rifai mengatakan, dari pemeriksaan yang dilakukan tim medis RS, korban tersebut dinyatakan negatif virus corona.
• Mahathir Ungkap Kenapa Dirinya Mundur, Begini Liciknya Muhyiddin Sang Perdana Menteri
Dengan bukti itu, korban diduga nekat melakukan gantung diri karena depresi setelah merasa terkena virus corona.
"Jadi korban depresi karena sakit. Bukan virus corona," kata Andy saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (1/3/2020).
Sementara hal sama juga disampaikan Kasubbag Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi Surakarta, Eko Haryati.
Menurutnya, saat dilakukan pemeriksaan terhadap jasad korban dipastikan negatif virus corona.
"Pihak kepolisian meminta pemeriksaan luar dan cek tenggorokan korban. Hasil pemeriksaan negatif (corona)," ungkap Eko.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Inilah Dua Hal Kenapa Warga Indonesia Kebal Terhadap Infeksi Virus Corona
Virus Corona yang berasal dari China semakin mengkhawatirkan karena memakan banyak korban meninggal.
Hingga Sabtu (29/2/2020) tercatat lebih dari 2.000 jiwa dari seluruh dunia meninggal karena Virus Corona.
Namun tidak ada satu pun kasus Virus Corona yang ditemukan di Indonesia hingga Sabtu (29/2/2020).
Padahal World Heritage Organization (WHO) telah mengimbau seluruh negara untuk melakukan tindakan agresif.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Riset Korona Virus dan Formulasi Vaksin PNF, C.A Nidom mengatakan bahwa hal tersebut tak perlu dikhawatirkan.
Hal itu dikatakan Nidom saat melakukan wawancara dengan Kompas TV, Sabtu (29/2/2020).

Mulanya, pembawa acara bertanya soal perbandingan negara tetangga soal Virus Corona.
"Prof ada kekhawatiran juga dan ini dibahas di media asaing soal penyabaran Virus Corona di Indonesia," ujar pembawa acara.
"Kita meneliti 132 spesimen sementara Singapura 1.200, Malaysia 1.000 kekhawatiran itu kemudian muncul dan kemudian menjadi bahasan di salah satu media internasional, bagaimana menjawab ini?"
• Tim Touring Jelajah Wisata Nusantara Sulawesi Finish di Kota Tomohon
Nidom mengatakan bahwa tidak ada problem yang harus dikhawatirkan soal Indonesia yang tak menjangkiti Indonesia.
"Jadi kekhawatiran itu berasal dari di Indonesia tidak muncul sample yang positif kan itu problemnya," ujar Nidom.
"Pertanyaannya kenapa betul-betul mengharapkan di Indonesia harus muncul?"
Ia lalu mengatakan ada dua kemunginan orang Indonesia tidak terjangkit Virus Corona.

"Bahwa ada 2 kemungkinan yang merupakan nepotisis saya satu masalah neutreogenomik yaitu masalah konsumsi sehari-hari yang dikonsumsi masyarakat itu yang berpengaruh terhadap ketahanan seseorang terhadap suatu penyakit."
"Yang kedua dari faktor genetik. Bisa juga bahwa faktor genetik berpengaruh pada kepekaan seseorang akan infeksi ini."
• Sule dan Rizky Febian Menangis di Konser untuk Lina Zubaedah: Ku Selalu Doakan di Setiap Sujudku
Ia juga mengatakan soal virus sebelum Corona yang juga yang tak berdampak ke Indonesia.
"Jadi banyak sekali wabah-wabah yang terjadi di dunia yang merespons di Indonesia bisa tidak sesuai dengan negara-negara lain."
"Contohnya Mers, Zika, dan sebagainya, itu bahkan di Indonesia dan kita tidak masalah memang tidak masalah," tambahnya.
Namun, ada pula virus di dunia yang turut menginfeksi Indonesia hingga menyebabkan korban jiwa.
"Tapi endemik H1N1 yang terinfeksi di Indonesia lebih rendah daripada yang lain."
"Tapi flu burung tingkat kematiannya 100 persen, jadi ada perbedaan-perbedaan. Jadi jika Indonesia dikhawatirakan WHO ya mari kita duduk bersama di mana kekhawatirannya," ujarnya.
Lihat videonya menit ke 1.49:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul WN Korsel Bunuh Diri di Solo karena Depresi, Bukan Virus Corona