Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Anwar Ibrahim Merasa Dikhianati Mahathir Mohamad: Saya Jujur dan Sangat kaget

Keputusan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad membuat politisi senior Malaysia Anwar Ibrahim merasa dikhianati.

Editor: Rhendi Umar
BBC
Mahathir Mohamad  

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Keputusan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad membuat politisi senior Malaysia Anwar Ibrahim merasa dikhianati.

Pernyataan itu dia keluarkan di tengah beredarnya kabar bahwa koalisi baru pemerintahan Malaysia akan segera diumumkan.

“Saya jujur sangat kaget dengan dinamika politik yang sedang terjadi. Ini adalah pengkhianatan karena jelas sudah ada janji Mahathir akan menyerahkan kekuasaan ke saya,” tutur Anwar di kediamannya, Minggu (23/2/2020) malam, dikutip Malaysia Kini.

Dia merujuk pada janji Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang akan menyerahkan kursi kepadanya setelah dua tahun menjabat.

Analisis BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Akan Melanda Indonesia hingga Maret

Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mengiyakan bahwa koalisi pemerintahan baru akan terbentuk paling cepat besok.

“Walaupun sejauh ini belum ada pengumuman malam ini, dari informasi yang saya terima, koalisi baru tinggal menunggu waktu.”

Anwar melanjutkan, walau kaget, dia sudah mengetahui upaya untuk menjegalnya menjadi orang nomor satu "Negeri Jiran”.

Pembentukan koalisi pemerintahan baru akan terdiri dari pecahan Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Partai Bersatu.

Kemudian, kubu oposisi Barisan Nasional dimotori Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) untuk membuyarkan ambisi Anwar menjadi PM Malaysia.

UPDATE Virus Corona, 2.702 Meninggal, 80.250 Terinfeksi, Menyebar di 38 Negara

Politisi berusia 72 tahun itu telah menunggu selama 22 tahun sejak dia dipecat oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi pada tahun 1998.

Anwar yang mendekam dua kali di penjara karena kasus sodomi berkali-kali berhasil melakukan comeback politik dengan memimpin gerakan oposisi.

Terakhir, dia menerima grasi dari Raja Malaysia setelah kemenangan mengejutkan Pakatan pada pemilu Mei 2018.

Grasi itu diajukan oleh Mahathir yang memutuskan berekonsiliasi dengan Anwar guna mengalahkan mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Koalisi Pakatan Harapan kemudian sepakat bahwa Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020, genap dua tahun setelah Mahathir berkuasa.

Dikhianati orang kepercayaan

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Mahathir Mohamad tidak tulus menginginkan Anwar Ibrahim menjadi suksesornya. Berkali-kali Mahathir menolak menjawab dengan tegas apakah Anwar akan menggantikannya memimpin negara tetangga Indonesia dan Singapura tersebut.

Politisi berjuluk Dr M itu juga kerap mengubah jawabannya ketika ditanya kapankah dia akan menyerahkan kekuasaan ke mantan musuh politiknya.

Indonesia Angkat soal Pemberdayaan Perempuan di Sidang HAM PBB

Puncaknya dengan pembentukan koalisi pemerintahan baru ini, kesepakatan itu menjadi sekadar janji.

Mantan orang kepercayaan Anwar Ibrahim yang juga Deputi Presiden PKR Azmin Ali digadang-gadang menjadi nama baru untuk menggantikan Mahathir.

Memburuknya hubungan Anwar dan Azmin dalam setahun belakangan ini adalah skenario politik yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Azmin setia menemani Anwar sejak dia dipenjara dan juga merupakan salah satu dari sedikit orang yang memiliki akses khusus dan rutin membesuk Anwar.

Namun, keinginan Mahathir melihat Azmin menjadi penerusnya dan ambisi PM Azmin akhirnya membubarkan persahabatan Anwar dan Azmin yang saat ini terlibat perang dingin antara satu sama lain.

Raja Malaysia Tunjuk Mahathir Mohamad Jadi Perdana Menteri Sementara

Mahathir Mohamad kembali ditunjuk Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, sebagai Perdana Menteri sementara.

Pengumuman disampaikan Kepala Sekretaris Pemerintah Datuk Seri Mohd Zuki Ali seperti dilansir Malay Mail, Senin (24/2/2020).

"Karena itu, sebagai Perdana Menteri sementara, Mahathir akan mengelola pemerintahan negara sampai Perdana Menteri baru diangkat dan kabinet dibentuk," katanya dalam sebuah pernyataan singkat.

Sebelumnya pada Senin sore, Mahatir datang langsung dan menyerahkan surat mengunduran diri sebagai Perdana Menteri Malaysia kepada Raja Malaysia.

Perdana Menteri berusia 94 tahun itu mengundurkan diri untuk membentuk kabinet dan koalisi baru.

Siswa Dipaksa Makan Kotoran Manusia di NTT, KPAI: Ini sangat keterlaluan

Selain mundur dari jabatan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir juga mengundurkan diri sebagai ketua Bersatu, satu dari empat partai yang membentuk koalisi Pakatan Harapan (PH).

Ini menjadi kali kedua Mahatir mengundurkan diri dari jabatannya.

Ia menjabat pertama kali sebagai perdana menteri selama 22 tahun antara 16 Juli 1981 hingga 31 Oktober 2003 di bawah pemerintahan Barisan Nasional (BN).

Kemudian, setelah memimpin koalisi Pakatan Harapan (PH) dan menang pada pemilu 9 Mei 2018, Mahathir pada usia 92 disumpah kembali menjadi perdana menteri lagi.

Alasan Mahathir Mohamad

Mahathir Mohamad mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Malaysia karena menolak bekerja sama dengan kubu oposisi Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokratik (DAP) yang juga Menteri Keuangan, Lim Guan Eng, seperti dikutip Media lokal Malaysia, The Star, Senin (24/2/2020).

Lim Guan Eng menegaskan sikap DAP akan tetap mendukung Mahathir Mohamad.

DAP juga mengusulkan kepada Dewan Kepresidenan Pakatan Harapan untuk melakukan pertemuan darurat, pada Senin (24/2/2020) malam untuk terus mendukung Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri guna memenuhi suara rakyat dalam pemilihan umum yang lalu.

"Konsistensi dan prinsip menolak UMNO yang korup seharusnya didukung seluruh rakyat Malaysia," kata Lim dalam sebuah pernyataan yang dibacakan pada konferensi pers pada hari Senin.

Lim berkata, DAP memuji sikap Mahathir Mohamad menolak untuk bekerja dengan UMNO yang pemimpinnya terlibat dalam praktik korupsi.

"Ini adalah pertama kalinya ada Perdana Menteri Malaysia mengundurkan diri karena prinsipnya untuk menegakkan integritas dan memerangi korupsi," kata Lim.

Dia juga mengutuk "pengkhianatan" dari beberapa pemimpin Koalisi Pakatan dan anggota parlemen melakukan manuver politik untuk menggantikan pemerintah terpilih secara demokratis dengan koalisi baru.

Respons Anwar Ibrahim

Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim puas dengan penjelasan Mahathir Mohamad terkait keputusannya mundur dari kursi Perdana Menteri Malaysia.

Tanpa menguraikan lebih lanjut, Anwar Ibrahim mengatakan dia telah bertemu dengan Mahathir Mohamad di kediamannya dan mendiskusikan beberapa hal.

"Baru pulang dari rumah Mahathir dan saya puas dengan sikapnya bahwa prinsip harus kita prioritaskan," kata Anwar Ibrahim kepada wartawan saat datang di markas PKR untuk pertemuan khusus Dewan Pimpinan Pusat.

Anwar Ibrahim pun mengatakan agenda reformasi harus tetap dijalankan ketika ditanya soal kemungkinan adanya perubahan pemerintahan.

"Kita tidak boleh tunduk kepada kelompok yang ingin mengkhianati mandat yang diberikan oleh rakyat dalam pemilihan umum terakhir."

"Agenda reformasi harus dilanjutkan. Itu semua bisa kukatakan sekarang," katanya.

Dalam pertemuan dengan Mahathir, Anwar Ibrahim mengatakan berjalan dengan baik.

Anwar Ibrahim tiba bersama istrinya, Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail yang juga Ketua Dewan Penasehat PKR .

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Anwar Ibrahim Merasa Dikhianati, Janji Mahathir Berikan Kursi Perdana Menteri Tak Terealisasi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved