Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Demam Berdarah di Indonesia Setiap Tahun Tak Kalah dengan Virus Covid-19

Ramainya wabah Virus Corona atau Covid-19 begitu menyedot perhatian masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Editor: Rizali Posumah
NET
Waspada demam berdarah. 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Ramainya wabah Virus Corona atau Covid-19 begitu menyedot perhatian masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Permintaan masker dan produk imunomodulator seperti Stimuno terus meningkat, masyarakat khawatir terinfeksi virus corona.

Padahal di Indonesia, jumlah kasus virus dengue (DBD) terjadi setiap tahun lebih dari 70.000 kasus.

Bahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat terdapat sebanyak 110.921 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia pada Januari 2019 hingga 31 Oktober 2019.

Setiap musim penghujan tiba, kasus demam berdarah dengue (DBD) cenderung mengalami peningkatan.

Berbeda dengan virus corona yang menyerang saluran pernapasan, virus dengue (DBD) dapat mengakibatkan penurunan trombosit secara signifikan hingga komplikasi terjadinya perdarahan dan syok.

Karena itu saat musim penghujan di mana perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor penyakit DBD meningkat, maka ada beberapa hal yang perlu diwaspadai.

Yang pertama menyingkirkan habitat nyamuk pembawa virus dengue melalui fogging, meningkatkan sanitasi tempat tinggal dengan secara rutin menguras, mengubur, dan menutup tempat yang berpotensi sebagai sarang berkembang biaknya nyamuk penyebab demam berdarah.

Yang kedua mengenali gejala awal DBD yakni demam akut selama 2-7 hari, yang disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan dapat juga disertai dengan keluhan menurunnya nafsu makan serta malaise.

Gejala lain pada beberapa kasus demam dengue, penurunan angka trombosit tidak diiringi manifestasi perdarahan. 

Namun, jika gejala demam dengue ini disertai dengan adanya tanda ruam atau bintik merah di kulit, adanya perdarahan pada jaringan lunak seperti gusi, penurunan trombosit (< 100.000/mm3) serta adanya peningkatan hematokrit 20% dari jumlah normal, maka kondisi ini dapat dinyatakan sebagai demam berdarah.

Pada kondisi ini, perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya keparahan penyakit yang dapat berujung pada kematian.

Yang ketiga, tingkatkan pemberian cairan untuk mencegah terjadinya syok dan sediakan obat  untuk membantu meningkatkan kadar trombosit pada DBD, misalnya Psidii yang  merupakan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). 

Psidii berasal dari ekstrak daun jambu biji yang diproduksi dengan teknologi farmasi modern dan saat ini dapat diperoleh di apotek terdekat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh dr. M Nasiruddin, Sp.A, dalam penelitiannya pada tahun 2005 yakni

“Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji Terhadap Peningkatan Jumlah Trombosit Kasus Demam Berdarah Dengue Pada Anak”, pemberian ekstrak daun jambu biji pada pasien anak-anak yang menderita DBD derajat 1 dan 2 dapat meningkatkan secara signifikan jumlah trombosit pada 12 jam pertama.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved