Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bocah 5 Tahun Jadi Orator Aksi 212: Massa Teriak 'Jatuhkan Jokowi'

Ribuan massa dari organisasi GNPF Ulama, PA 212, dan FPI menggelar aksi unjuk ras di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Jumat (21/2)

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribunnews
Ribuan massa dari organisasi GNPF Ulama, PA 212, dan FPI menggelar aksi unjuk ras di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Jumat (21/2) kemarin. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ribuan massa dari organisasi GNPF Ulama, PA 212, dan FPI menggelar aksi unjuk ras di sekitar Patung Kuda, Monas, Jakarta, Jumat (21/2) kemarin. Dalam unjuk rasa bertajuk ”Aksi 212: Berantas Korupsi, Selamatkan NKRI” itu mereka menyampaikan kritik terhadap beragam isu dan pihak.

Permudah Masyarakat Mengurus Surat Izin, Polsek Kawangkoan Hadirkan Aplikasi Si Anton

Aksi unjuk rasa kemarin dibuka dengan orasi-orasi dari sejumlah tokoh pemuka 212 dari berbagai daerah. Dalam pembukaan aksi massa ini, ada pula pembacaan ayat Al-Quran oleh Salman Al Fikri, bocah berusia 5 tahun dari Tasikmalaya. Dari atas mobil komando, Salman yang digendong oleh salah seorang massa didaulat membaca surah Ar-Rahman. Salman pun terdengar fasih dan hapal saat membacakan ayat suci tersebut.

Usai membaca surah Ar-Rahman, Salman meneriakkan ”takbir” dengan suaranya yang cadel. "Takbil! Takbil!" teriak bocah yang diketahui merupakan santri dari Tasikmalaya, Jawa Barat itu. Teriakan Salman itu kemudian disambut teriakan takbir 'Allahu Akbar' oleh massa.

Setelah membacakan ayat suci dan meneriakkan takbir, Salman dibawa turun dari mobil komando. Setelah itu, massa melanjutkan aksinya dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebelum mengawali orasi yang meminta pemerintah melakukan pemberantasan korupsi.

Para orator aksi kemudian menyampaikan kritik terhadap beragam isu dan pihak. Mulai dari isu Jiwasraya, Asabri, BPJS, hingga pimpinan KPK. Sejumlah pihak dikritik, mulai dari Jokowi, Sri Mulyani, hingga Ahok.

Soal Sri Mulyani misalnya, disinggung terkait rencana pajak emisi yang dianggap memberatkan rakyat. Sedang soal Ahok, disinggung terkait jabatan sebagai komisaris utama Pertamina. "Supaya Anda sadar bahwa di samping kasus penistaan agama, sebetulnya Ahok itu punya sekitar 6-10 kasus korupsi lagi," ungkap Marwan Batubara, mantan anggota DPD RI, saat berorasi di lokasi demo, Jumat (21/2).

Marwan tidak menyebut secara rinci kasus yang melibatkan Ahok. Namun ia menuding, Ahok dalam hal ini dilindungi oleh pimpinan KPK era Agus Raharjo.

Sementara orator dari Forum Ukhuwah Islamiah Sulawesi Selatan Abdullah Maher dengan berapi-api meminta agar praktik-praktik korupsi di Indonesia disikat habis. Dia meminta agar koruptor ditindak sesuai hukum yang berlaku. "Kami dari Sulsel alhamdulillah pada waktu yang lalu melakukan aksi yang sama di depan gedung DPRD Sulsel menuntut para koruptor yang ada di Jiwasraya, Asabri, dan lainnya untuk ditegakkan hukum sesuai dengan hukum yang berlaku," katanya.

Dalam orasi, dia juga mengatakan Indonesia kini dikendalikan oleh konglomerat dari etnis Tionghoa. "Rabu lalu salah seorang kawan saya yang lawyer mengundang untuk menemani saya kepada salah satu mafia China 9 Naga dan dalam pembicaraan mereka, pemerintah, para China-China ini telah mengendalikan negeri ini," serunya menggebu-gebu.

BCL Panjatkan Doa saat Ziarah Hari Kedua, Taburkan Bunga dan Usap Pusara Ashraf Sinclair

Di akhir orasinya, dia berseru solusi untuk itu adalah revolusi dengan menjatuhkan Presiden Jokowi dari jabatannya. "Hanya satu, solusinya adalah revolusi, jatuhkan Jokowi karena sumber malapetaka. Allahu Akbar," serunya diikuti takbir oleh massa.

Dikecam KPAI

Pelibatan anak di bawah umur dalam aksi demo 212 ini mendapat sorotan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Komisioner KPAI, Jasra Putra mengecam pelibatan anak di bawah umur dalam aksi unjuk rasa 212 Berantas Mega Korupsi Selamatkan NKRI' tersebut.

"Kami mengecam pelibatan anak dalam aksi 212 ini. Beberapa kali dalam pengawas kita sering menemukan hal yang sama. Saya juga tanya dari mana datangnya, rata-rata menjawab dari Jabodetabek," kata Jasra di Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (21/2).

Jasra mengaku melihat langsung ada ratusan anak yang mengikuti aksi unjuk rasa tersebut. "Saya tanya satu-satu, dari mana asalnya, ikut sama siapa, apa ada yang dampingi, sudah makan atau belum," ujarnya.

Hasil wawancara Jasra Putra dengan anak-anak tersebut, ditemukan adanya beberapa kondisi yang mengkhawatirkan. Beberapa di antaranya belum makan sejak pagi, bahkan ada yang kedapatan merokok. "Ada yang belum mendapatkan makan dari pagi, ada yang merokok. Jadi kan ini mengkhawatirkan," tuturnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved