Menteri Nadiem Naikkan Upah Guru Honorer hingga 50 Persen, Kadis Dikbud: Perlu Kajian Kembali
Kebijakan tersebut menuai tanggapan dari berbagai instansi terkait termasuk Dinas Penddidakan dan Kebudayaan Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Penulis: Siti Nurjanah | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Pedidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan menaikkan batas maksimal upah guru honorer yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hingga 50 persen dari yang selama ini hanya 15 persen.
Kebijakan tersebut menuai tanggapan dari berbagai instansi terkait termasuk Dinas Penddidakan dan Kebudayaan Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Bahkan kebijakan tersebut mengejutkan sejumlah pihak termasuk Kepala Dinas Dikbud Boltim Yusri Damopolii.
Saat ditemui Tribunmanado.co.id, Selasa (11/2/2020), Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Yusri Damopolii mengaku terkejut dengan kebijakan yang dilontarkan Menteri Pendidikam Nadiem Makarim.
Menurutnya, pemerintah dalam hal inj Menteri Pendidikan seharusnya bisa mengkaji kembali kebijakan tersebut.
"Saya fikir, pihak kementerian dalam hal ini pak menteri perlu mengkaji kembali sehubungan dengan dana BOS yang diterima oleh sekolah kalau memang 50 persen untuk tenaga honorer berarti perlu dikaji berapa sebenarnya biaya operasional untuk sekolah itu," ucapnya.
Menururnya, ketika tetap berstandar pada jumlah dana BOS bergantung pada jumlah siswa, maka ini pasti mempengaruhi stabilitas juga kondisi pada setiap sekolah-sekolah khususnya sekolah yang kekurangan siswa.
"Dan kemudian akan memotivasi banyak orang untuk menjadi tenaga honor, sedangkan kementrian saat ini membatasi tenaga honor dan dijanjikan besaran begitu tetap mereka akan berbondong-bondong," ucapnya.
Ia menjelaskan, jadi pada dasarnya porsi penganggaran dana BOS oleh pihak kementrian beberapa tahun terakhir ada pada presentase-presentase tertentu.
"Nah memang pada tahun 2019 kebelakang paling tinggi 15 persen. Ketika terjadi perubahan ke 50 persen, dari pihak guru honor ini sesuatu yang sangat membahagiakan akan tetapi perlu diingatkan bahwa kuota dana BOS itu tergantung dari jumlah siswa," ujarnya
Menueurnya, ketika jumlah siswa itu sedikit maka dana BOS nya pun sedikit sama dengam Boltim.
"Ketika dana BOS itu berada pada angka Rp 8 juta separuh dari itu untuk honoror kira-kira belanja operasional nanti akan seperti apa. Berbeda dengan dana BOS yang jumlah siswanya banyak, kalau jumlah siswa banyak berarti jumlah dana BOS-nya besar. Maka separuh dari 50 persen dari itu dianggap hal yang wajar," bebernya.
Dalam hal ini, artinya dana BOS mampu membiayai operasional dan mampu membiayai guru honorer.
"Kalau angka di bawah Rp 10 jutaan sedangkan operasional saja itu tidak mampu untuk membiayai," ucapnya.
Menururnya, kebijakan ini nantinya akan menjadi momok, karena guru" honorer akan menuntut dikarenakan sudah ada penyampaian dari menteri.
"Berarti ini sudah menjadi standar acuan bagi guru honorer bahwa mereka harus mendapatkan jatah 50 persen itu. Dan ketika itu dipenuhi pasti bisa mempengaruhi kinerjanya guru honorer," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pembinaan SD Agus Ruhimat mengatakan, dengan adanya kebijakan kenaikan upah guru honorer dari 15 persen hingga 50 persen ditakutkan akan ada indikasi tumpang tindih kebijakan.
"Nanti bisa-bisa akan ada penyalah gunaan di dalam dana BOS, akan lebih banyak orang ingin menjadi tenaga guru honorer," ujarnya.
Selain itu, menurutnya Pemkab Boltim saat ini tengah membenahi kekurungan guru honorer di daerah-daerah yang didanai oleh dana APBD.
"Di satu sisi sekolah sudah akan terpenuhi dengan guru honda yang dibiayai oleh APBD, yang saya khawatirkan dengan 50 persen lagi akan ada tumpang tindih kebijakan," ucapnya. (ana)
• Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bakal Terapkan Full Day School, Damopolii: Ini Program Nasional
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:
Kisah Guru Honorer yang Mengajar dengan Sepatu Bolong, Menangis Saat Diberi Kejutan Motor Baru
Media sosial dihebohkan dengan pemberitaan seorang guru honorer pakai sepatu bolong bergaji Rp 300 ribu per bulan.
Guru honorer Panji Setiaji dihadiahi sepatu dan motor baru oleh murid, wali murid, hingga sejumlah relawan dan komunitas.
Berikut kisah guru honorer Panji Setiaji, yang diketahui Panji Setiaji menangis dapat sepatu dan motor baru.
Nama Panji Setiaji mendadak jadi sorotan setelah videonya terima hadiah berupa sepatu dan motor baru, viral.
Ya, Panji adalah sosok guru honorer bergaji Rp 300 ribu yang diberi hadiah tas, sepatu, hingga motor baru.
• Jokowi Terjebak Masalah HAM, Penegakan Hukum Dinilai Mengarah Penyiksaan, YLBHI: Nyawa Jatuh
Hadiah untuk Panji itu merupakan hasil donasi dari sejumlah relawan yang tergabung dalam komunitas Sahabat Kristiawan Peduli.
Pendiri Sahabat Kristiawan Peduli, Kristiawan Saputra mengungkapkan bagaimana ia berkenalan dengan Panji.
Dalam wawancaranya dengan MetroTV, Kristiawan menyebut, Panji dikenal sebagai pegiat sosial di Sukabumi.
Saat itu, Panji mampir ke kantornya dan bilang, motor kesayangannya mogok di depan kantor Kristiawan.
Keduanya sempat berbincang-bincang dan diketahuilah, Panji adalah seorang guru honorer dengan gaji sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per bulan.
"Kebetulan komunitas kami mau mengangkat cerita guru honorer. Saya ngobrol dengan Panji, bagaimana jika kisah Panji kami angkat di film pendek saya," kata Kristiawan.
Keesokan hari, Kristiawan dan tim mendatangi rumah Panji yang berada di Kampung Ciserok RT 2 RW 6, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi.

Inilah Sosok Guru Honorer Bergaji Rp 300 Ribu yang Viral Setelah Dihadiahi Sepatu dan Motor Baru (INSTAGRAM/@kristiawansaputra1)
Di sana, mereka melihat 'pemandangan' yang membuat banyak orang mengelus dada.
"Saya lihat seragam, sepatunya sudah bolong, tasnya juga sudah robek," ujar Kristiawan.
Mantan manajer di sebuah perusahaan pelayaran itu lantas bertanya, kenapa Panji tetap memakai sepatu bolong.
"Ibunya malah bilang, sepatu Panji ditambal dengan bekas sandal," kata dia.
"Panji juga bilang, bukan nggak mikirin sepatu atau tas, dia lebih mikir beli bensin untuk ngajar anak-anak, gajinya nggak seberapa," tambah Kristiawan.
Dari niat semula ingin membuat film pendek, Kristiawan justru mengubah rencana itu dengan menggalang donasi untuk Panji.
• Jadwal Film Bioskop Terbaru Februari 2020 Lengkap dengan Sinopsis dan Trailer
Donasi berbentuk reward tersebut diberikan kepada Panji lantaran mewakili kehidupan guru honorer di Indonesia.
"Dengan keadaan seperti ini, gaji terbatas, sehingga beli sepatu saja, dia tidak mampu," kata Kristiawan.
Kristiawan dan teman-temannya pun menggalang donasi untuk menghadiahi tas, sepatu, dan motor untuk Panji.
"Karena motor Panji sering mogok dan mogoknya nggak cuma kehabisan bensin, tapi juga kehabisan oli karena dia sampai nggak bisa beli oli," ujar pria berusia 41 tahun itu.
• Kerajaan King of King Muncul, Hebohkan Publik, Prabowo Disebut Jadi Anggota & Bertugas Beli 3000 Jet
Kristiawan kemudian menggalang donasi.
Yang sedianya mengumpulkan 20 donatur untuk membeli motor baru, ternyata baru empat donatur sudah terkumpul dana bantuan untuk Panji.
Sementara itu, Panji mengatakan telah enam bulan menjadi guru honorer di SDN Babakan Kota Sukabumi.
Sebelumnya, ia sempat mengajar di sebuah SMK dan Madrasah.
Setiap bulan, Panji menerima gaji sebesar Rp 300 ribu.
Oleh Panji, gaji tersebut dipakainya untuk membeli BBM, kebutuhan makan sehari-hari, serta mengurus sang ibu yang tengah sakit.
"Saya berpikir, walau gajinya nggak seberapa, saya tetap bertahan. Yang pertama, saya tidak melihat gaji, yang terpenting saya tetap bisa mentransfer ilmu kepada murid-murid."
"Nggak peduli gaji seberapa pun, yang penting saya bisa mengajar," kata dia.
Bahkan, Panji mengaku pernah mendapat upah mengajar sebesar Rp 200 ribu dengan waktu mengajar Senin hingga Sabtu.
Ditanya apa alasannya tetap bertahan mengajar dengan gaji yang pas-pasan lantaran cita-citanya ingin menjadi guru dan PNS serta dorongan dari orang tua.
• Anak Iis Dahlia Kena Semprot Kareena Kapoor Setelah Minta Maaf: Lain Kali Perhatikan Ucapanmu
Menurutnya, mengajar adalah pekerjaan yang mulia sekaligus sebagai bagian ibadah di jalan Allah.
"Apapun pekerjaannya, tidak memandang gaji, dijalani pekerjaan itu meski gaji Rp 300 ribu cukup untuk berangkat kerja setiap pagi, untuk beli bensin, dan hidup pas-pasan," kata dia.
Terkait hadiah yang diberikan, Panji mengucap syukur kepada Allah SWT sebab lewat tangan orang-orang baik, ia mendapat bantuan.
Selama ini, ia tak pernah memiliki niat untuk membeli sepatu hingga motor baru.
"InsyaAllah akan saya manfaatkan sebaik-baik mungkin," kata dia.
Diketahui sebelumnya, sosok Panji viral setelah video detik-detik mengharukannya kala menerima hadiah viral di media sosial dan diunggah oleh beberapa akun.
Dalam sejumlah video yang beredar, Panji Setiaji menerima sebuah kotak dari seorang perempuan.
Sementara di belakang, tampak sejumlah orang lain yang ikut membersamai dan menyaksikan momen mengharukan ini.
Begitu kotak dibuka, ternyata isinya sepatu warna hitam yang langsung dipakai Panji.
Warga Kampung Ciserok RT 2 RW 6, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi itu tampak begitu bahagia.
Senyum jelas terpancar dari raut wajahnya.
Oleh beberapa orang, Panji diminta untuk memakai kaus kaki yang ada di dalam kotak sepatu.
Saat hendak mengambil kaus kaki, Panji menemukan satu benda lain yaitu replika kunci sepeda motor!
Ia sempat kaget dan tak percaya dengan apa yang ditemukannya.
Saat diberi tahu mendapat sepeda motor, Panji yang semula berdiri langsung terduduk dan jongkok.
Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan lantaran tak kuat menahan tangis.
Tak lama kemudian, seorang pria mengemudikan sepeda motor mendatangi Panji.
Ternyata, itulah motor yang akan diberikan kepada Panji.
Seorang wanita yang ikut diboncengkan dengan motor tersebut, turun dan langsung memeluk Panji.
Tangis guru honorer di SDN Babakan Kota Sukabumi semakin menjadi-jadi sehingga orang-orang di sekitarnya ikut terharu saat melihat momen ini. (Tribunnews.com/Sri Juliati)