Pembunuhan Jefri Pontoh
3 Fakta Pembunuhan Jefri Pontoh di Minahasa Utara, Kronologi hingga Penjelasan Polisi
Jefri Pontoh warga Desa Batu Woka Likupang Dua, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara tewas dengan tikaman senjata tajam
Penulis: | Editor: Aldi Ponge
"Di mana perempuan tadi yang kalian bawa. Anak dalam kandungan itu anak saya," katanya
Korban berusaha memukul LR dan kejar-kejaran terjadi dari RSU Walanda Maramis hingga masuk ke lorong yang tak jauh dari RS tersebut.
Di situ terjadilah penikaman kepada Steven.
"Seusai tikam korban, saya kemudian melarikan diri bersama Ais, sudah lupa berapa tikaman," katanya.
Ia menjelaskan, setelah menikam korban Steven Indy, mereka menuju Gorontalo kemudian ke Kota Palu dan berakhir di Makasar.
Di situ mereka menyerahkan diri ke petugas di Kota Makasar.
"Di Makassar kami berdua menyalakan hp, kemudian ada yang menelepon dan kami bilang keberadaan kami dan langsung menyerahkan diri," kata Bigar.
2. Pengakuan Tersangka
LR alias Bigar warga Tinoor dan AB alias Ais warga Winangun, menyerahkan diri kepada polisi di Kota Makasar
LR mengaku menikam tubuh korban karena dalam keadaan terancam nyawanya.
"Saya memang kebetulan ada bawa pisau badik. Saya terpaksa tikam dia (korban) karena dalam keadaan terancam juga nyawa saya. Korban sudah bawa batu dan besi dan teman-temannya sudah berdatangan," katanya.
3. Menyerahkan Diri
Tersangka LR (20) warga Tinoor dan Ais (20) warga Winangun ditangkap personel polsek Maesa saat sedang mencari pelaku kasus lainnya di Makassar.
Kapolsek Maesa Kompol E Maramis mengatakan, kebetulan anggotanya ada di Makassar.
"Nah anggota kami kebetulan ada di Makassar. Sebenarnya mau kejar pelaku yang kasus lain, tapi anggota kami menerima informasi bahwa kedua pelaku pembunuhan Minut (Minahasa Utara) ada di Makassar, dan saling nego terjadi, kedua terduga pelaku dan anggota saya janjian ketemuan dan keduanya menyerahkan diri, Sabtu 8 Februari 2020," kata Kapolsek.