Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Kematian Dokter Li Wenliang Bikin Warga China Geram, Pemerintah Dituntut, Utang Maaf Kepada Almarhum

Li Wenliang dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) setelah terinfeksi virus saat merawat pasien di Wuhan.

Editor: Frandi Piring
AFP
Kematian dokter asal Tiongkok Li Wenliang yang mencoba memperingatkan tentang wabah Virus Corona memicu kemarahan dan kesedihan masyarakat luas di Tiongkok. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kematian dokter asal Tiongkok Li Wenliang yang mencoba memperingatkan tentang wabah Virus Corona memicu kemarahan dan kesedihan masyarakat luas di Tiongkok.

Li Wenliang dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) setelah terinfeksi virus saat merawat pasien di Wuhan.

Pada Desember 2019 lalu Dr Li mengirim pesan ke sesama petugas medis, ia memperingatkan adanya virus yang ia pikir mirip dengan SARS.

Akan tetapi, pihak kepolisian memperingatkannya untuk berhenti membuat komentar palsu dan ia juga diselidiki karena menyebarkan desas-desus.

"Kurasa dia bukan penyebar rumor. Bukankah ini berubah menjadi kenyataan sekarang?" ujar ayah Dr Li, Li Shuying, dikutip dari bbc.com.

"Anakku luar biasa," tambahnya.

Kepemimpinan China telah menghadapi tuduhan meremehkan keparahan virus dan juga berusaha merahasiakannya pada awal kemunculannya.

Dokter Li Wenliang meninggal dunia setelah terjangkit virus corona.
Dokter Li Wenliang meninggal dunia setelah terjangkit virus corona. (reuters)

Hingga hari ini, Sabtu (8/2/2020) virus ini telah menginfeksi sebanyak 34.375 orang dan 719 orang dinyatakan meninggal dunia.

Selain itu, jumlah negara yang menjadi lokasi penyebaran virus ini ada 28 negara.

Dari jumlah yang terinfeksi ada 1.565 orang dinyatakan sembuh.

Berita kematian Dr Li menjadi trending topik teratas di media sosial China, berisi sekitar 1,5 miliar pendapat.

Kematiannya juga membawa tuntutan dari masyarakat kepada pemerintah China.

Masyarakat ramai menyuarakan taggar "pemerintah Wuhan berutang permintaan maaf kepada Dr Li Wenliang" dan "Kami ingin kebebasan berbicara".

Namun, kedua tagar itu dengan cepat disensor.

Penelusuran BBC pada Weibo (sejenis Twitter) pada hari Jumat pagi, ratusan ribu komentar telah dihapus dan hanya menyisakan sedikit komentar.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved