Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Ini Dampak Virus Corona Terhadap Sulut, Pengamat Ekonomi: Miliaran Rupiah Hilang

Ancaman virus Corona (2019-nCoV) yang menyebabkan penghentian sementara penerbangan langsung dari dan ke Tiongkok berdampak besar

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Fernando Lumowa
Wisman Tiongkok ketika berada di UKM Jendela Indonesia, Manado, belum lama ini. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ancaman virus Corona (2019-nCoV) yang menyebabkan penghentian sementara penerbangan langsung dari dan ke Tiongkok berdampak besar pada dunia pariwisata Sulut.

Angka kunjungan wisman asal Negeri Panda yang rata-rata 8-10 ribu orang per bulan anjlok ke titik nadir.  Dampak selanjutnya pada ekonomi Sulut.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Negeri Manado (Unima), Dr Robert Winerungan mengatakan, secara kualitatif terhentinya gelombang wisman Tiongkok secara kualitatif berpengaruh pada perekonomian.

Ia bilang, kerugian yang ditimbulkan mencapai miliaran rupiah setiap bulan. Ia memberi contoh dari biaya kamar hotel.

Antisipasi Virus Corona, Ini Saran Direktur Rumah Sakit Bethesda Tomohon Dr Ramon Amiman

Ambil rata-rata kebutuhan hotel wisman Tiongkok 500 kamar per hari. Jika dikalikan harga minimal rata-rata (Corporate rate) tarif per malam Rp 600 ribu, dalam sebulan bisa mencapai Rp 9 miliar.

"Itu baru kamar hotel. Belum termasuk hitungan 'spending money' ketika mereka belanja. Lalu nilai permintaan di sektor konsumsi, restoran, UMKM dan transportasi, bisa puluhan miliar," katanya kepada Tribun Manado, Kamis (06/02/2020).

Adapun sektor-sektor terdampak langsung ialah yang selama ini bertalian dengan pariwisata.

"Sektor ekonomi yang banyak  didorong oleh pariwisata akan berkurang seperti transportasi, akomodasi yakni perhotelan, makan dan minum serta jasa lainnya," katanya.

Isu Tidak Benar Viral di Medsos, Hotel Four Points dan Mantos Masih Normal

Sementara dari sisi permintaan yakni konsumsi bisa menurun. Permintaan terhadap barang, komoditas yang selama ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan wisman tentu tertentu. "Multiplier effect-nya besar," kata Sekretaris ISEI Cabang Manado, Sulut ini.

Tidak hanya sampai disitu, jika tingkat hunian hotel turun dan transportasi turun maka berdampak pada penerimaan daerah atau PAD.

Lanjut dia, akibat dari dihentikannya penerbangan dari dan ke Tiongkok bukan hanya merugikan sektor pariwisata tapi juga sektor ekspor dan impor Indonesia termasuk Sulut.

Umat Tridharma Klenteng SBK Sembahyang Jelang Cap Go Meh, 2 Tangsin Mengalami Hal Ini

Di mana, volume ekspor dan import Tiongkok dan Indonesia cukup mendominasi perdagangan Indonesia. 

"Jika ini tidak pulih secepatnya, akan berdampak pada adanya PHK dari sektor industri yg berhubungan dgn pariwisata dan perdagangan," katanya.(ndo)

Begini Kondisi Bocah Tiongkok yang Diisolasi di RUSP Kandou karena Diduga Terserang Virus Corona

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved