Kenaikan Cukai Rokok Pengaruhi Tingkat Inflasi di Sulut, Ini Penjelasan Kepala BPS Sulut
"Orang akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk rokok. Itu meningkatkan pengeluaran," jelas Arbonas, Rabu (05/02/2020).
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kenaikan cukai rokok berdampak pada Indeks Harga Konsumen di Sulawesi Utara.
Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat menjelaskan, berlakunya PMK no 152/PMK.010/2019 tentang Tarif Cukai hasil tembakau mulai memberikan dampak pada kenaikan harga rokok di Manado dan Sulut pada umumnya.
"Orang akan mengeluarkan biaya lebih besar untuk rokok. Itu meningkatkan pengeluaran," jelas Arbonas, Rabu (05/02/2020).
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Ateng Hartono mengatakan, harga rokok memiliki andil besar dalam indeks harga konsumen.
"Sebab jumlah orang yang merokok relatif besar dan dominan. Sebuah komoditas, semakin besar dibutuhkan, makin dicari, semakin besar pengaruhnya," katanya.
Terkait itu, meski Kota Manado mengalami deflasi 0,09 persen, masih ada sejumlah komoditas yang inflasi.
"Risiko tekanan inflasi dari kelompok Makanan Minuman dan Tembakau masih membayangi Manado," katanya.
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi kelompok utama yang menahan deflasi lebih dalam di Manado.
Kelompok tersebut memberikan andil inflasi sebesar 0,28 persen (mtm) dari deflasi Kota Manado sebesar 0,09 persen (mtm).
Tekanan inflasi dari kelompok tersebut terutama diberikan oleh subkelompok makanan dan tembakau.
Kondisi cuaca yang mulai tidak menentu seiring masuknya musim hujan menyebabkan kenaikan harga pada komoditas ikan Cakalang dan ikan Tude yang masing-masing memberikan tekanan kontribusi inflasi sebesar 0,11 persen (mtm) dan 0,08 persen (mtm).
Di sisi lain, masih terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga pada sub kelompok makanan pada Januari 2020 yaitu tomat, lemon, ikan Oci, daun bawang
dan daging ayam ras yang secara keseluruhan memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,17 persen (mtm).
Tidak banyak berbeda dengan Manado, dampak kenaikan harga-harga pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau juga terjadi di Kotamobagu dan menjadi sumber tekanan inflasi utama di kota tersebut.
Dari total inflasi bulanan sebesar 0,75 persen (mtm) di Kotamobagu, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi kelompok utama pemberi tekanan inflasi dengan kontribusi sebesar 0,67% (mtm).
Tekanan tersebut terutama bersumber dari sub kelompok makanan terutama pada komoditas Cakalang diawetkan, telur ayam ras, ikan Malalugis, beras, dan cabai rawit.