Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pasien Corona Meninggal di Filipina: Korban Meninggal Sudah 305 Orang

Filipina menjadi negara pertama di luar China yang dilaporkan memiliki korban meninggal karena virus corona jenis baru (2019-nCoV).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Handout / PPD / AFP
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Filipina menjadi negara pertama di luar China yang dilaporkan memiliki korban meninggal karena virus corona jenis baru (2019-nCoV), Minggu (2/2) kemarin Departemen Kesehatan Filipina mengabarkan bahwa seorang warga China yang terinfeksi virus corona dilaporkan meninggal di negara itu.

Pasien meninggal itu adalah seorang pria berusia 44 tahun asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Sebelum meninggal, pria itu sempat dikarantina bersama pasangannya, setelah mereka tiba di Filipina sejak 21 Januari. Kedua warga Wuhan yang dinyatakan positif virus corona ini dirawat di Rumah Sakit San Lazaro, Manila.

Adik Gus Dus Tutup Usia

Menurut Kementerian Kesehatan Filipina, warga China dari Wuhan itu masuk rumah sakit pada 25 Januari karena demam, batuk dan radang tenggorokan. Pria tersebut kemudian mengalami pneumonia akut berupa demam tinggi, batuk, dan sakit tenggorokan.

Menteri Kesehatan Filipina, Francisco Duque III mengatakan, pria tersebut akhirnya meninggal pada Sabtu (1/2), namun baru diumumkan sehari setelahnya. Sebelumnya meninggal, pasien itu sempat berada dalam kondisi stabil.

”Dalam hari-hari terakhir pasien dalam kondisi stabil dan menunjukkan perkembangan. Tapi kondisi pasien memburuk dalam 24 jam terakhir yang mengakibatkan kematian,” tulis Kementerian Kesehatan Filipina seperti dilansir Associates Press, Minggu (2/2).

Sementara itu rekan yang menemani pasien pria tersebut dan juga berasal dari Wuhan juga dinyatakan positif mengidap virus corona. Perempuan berusia 38 tahun tersebut kini masih berada di ruang isolasi sebuah rumah sakit di Manila. Ia juga menjadi kasus kedua di Filipina.

Pemerintah Filipina sendiri kini telah melarang seluruh warga China masuk ke negara mereka. Pemerintah Filipina juga memperluas larangan masuk itu untuk semua orang asing yang datang dari China.

Sebelumnya larangan masuk ke Filipina itu hanya untuk mereka yang datang dari Provinsi Hubei, pusat berjangkitnya virus. ”Larangan itu juga meliputi orang asing yang datang dari Hong Kong dan Makau,” kata asisten khusus Presiden Rodrigo Duterte, Senator Christopher 'Bong' Go.

Dengan kematian pasien pengidap corona di Filipina ini, maka jumlah pasien meninggal akibat virus corona per Minggu (2/2) telah mencapai 304 orang. Sementara jumlah warga yang terjangkit di China dan puluhan negara sudah lebih dari 14.500 orang.

Fitri Khawatir dengan Kondisi Nikita Mirzani, Harus Terpisah dengan Bayi 9 Bulan: Enggak Bisa Jawab

Angka terbaru ini disampaikan media China CCTV mengutip laporan Komisi Kesehatan Nasional. Jumlah pasien meninggal meningkat dari 294 pada Sabtu (1/2).  ”National Health Commission Tiongkok mengonfirmasi tambahan 2.590 kasus, 45 kematian pada pukul 8.30 waktu setempat hari ini,” demikian dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (2/2).

Dari 14.551 pengidap virus corona, 14.380 di antaranya ada di China daratan. Sementara seluruh pasien meninggal di China daratan, terbanyak di provinsi Hubei, titik awal penyebaran wabah virus corona. Saat ini beberapa kota di Hubei, terutama kota Wuhan, tengah mengalami isolasi untuk mencegah penyebaran virus.

Penambahan jumlah penderita terbesar sehari terakhir terdapat di kota Huanggang, Hubei, yakni 276 orang. Huanggang terletak sekitar 60 kilometer sebelah timur Wuhan. Lebih dari 20 negara di seluruh dunia memiliki kasus virus corona, yang kebanyakan dibawa oleh turis China. Beberapa kasus di luar negeri juga muncul akibat penularan oleh turis atau warga China, salah satunya di Jepang. di Belum ada laporan pasien meninggal dunia di luar China hingga saat ini.

Sejumlah negara juga mulai mengevakuasi warganya dari Wuhan, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah Indonesia mengirim pesawat maskapai Batik Air untuk menjemput para mahasiswa di Wuhan, dan akan dikarantina di Natuna.

Seorang petugas medis terlihat memandangi mayat pria yang terbaring di depan toko furnitur di Wuhan, China, pada 30 Januari 2020. Jurnalis AFP yang mengambil gambarnya tidak bisa mengonfirmasi bagaimana meninggalnya. Namun, pengguna jalan meyakini dia meninggal karena terinfeksi virus corona.
Seorang petugas medis terlihat memandangi mayat pria yang terbaring di depan toko furnitur di Wuhan, China, pada 30 Januari 2020. Jurnalis AFP yang mengambil gambarnya tidak bisa mengonfirmasi bagaimana meninggalnya. Namun, pengguna jalan meyakini dia meninggal karena terinfeksi virus corona. (AFP/HECTOR RETAMAL)

4 WNI Menolak Pulang

Tim Pemulangan Pemerintah Indonesia akhirnya berhasil mengevakuasi total 238 WNI dari Wuhan, China, termasuk 5 tim advance dari KBRI Beijing. Mereka diangkut dengan pesawat Airbus A330-300 milik maskapai Batik Air, diterbangkan langsung dari Wuhan menuju Bandara Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2) kemarin.

Seharusnya total ada 245 orang masuk ke dalam data untuk dipulangkan ke Tanah Air. Namun, empat orang WNI ternyata memilih tetap tinggal di Wuhan. Sementara tiga WNI lainnya tidak dapat dipulangkan lantaran tidak memenuhi persyaratan untuk terbang. ”Pada proses menjelang kepulangan, terdapat empat WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Tiongkok dan tiga WNI tidak dapat memenuhi persyaratan kesehatan untuk terbang,” sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri pada Minggu (2/2).

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, empat WNI yang menolak dipulangkan itu lantaran mereka sudah merasa nyaman tinggal di China. "Jadi 238 menurut data. Nanti saya akan cek ulang karena mestinya yang hadir di sini 245.

Empat orang menyatakan tidak mau berangkat karena lebih nyaman di sana,” kata Terawan di Lanud Raden Sadjad, Natuna, Minggu (2/2). ”Dia lebih kerasan meskipun kita sudah tawarkan semua. Mereka sudah membuat surat pernyataan,” sambungnya.

Sementara tiga orang lainnya batal dievakuasi karena alasan kesehatan. Mereka tak lolos screening oleh Pemerintah China. "Tiga orang tak lolos screening yang dilakukan Pemerintah China yang meliputi bertahap, 3 tahap mereka harus jalani. Dan itu membuat kita merasa nyaman, bahwa yang berangkat ini sudah dinyatakan pemerintah China bahwa itu orang-orang sehat," jelas dia.

Peresmian Gedung GMIM ke-1.000 Diberi Nama Wilken

Dari Bandara Hang Nadim Batam, 238 WNI itu kemudian langsung diterbangkan kembali ke Pulau Natuna dengan menumpang dua pesawat Boeing 737-400 dan satu pesawat Hercules C130 milik TNI AU.

Menurut Terawan, kondisi para WNI itu semuanya dalam keadaan sehat. "Semua sehat. Lari saja bisa, jalan bawa barang bisa, tadi turun dari pesawat jalan bisa, sehat kan artinya," kata Terawan di Lanud Raden Sadjad, Natuna.

Selain itu, lanjut Terawan, seluruh WNI yang sudah tiba di Tanah Air tidak menunjukkan gejala-gejala awal terjangkit Virus Corona. Seluruh WNI sudah melewati pemeriksaan kesehatan. "Dari tes awal, suhunya enggak ada yang naik, enggak ada yang batuk, pilek, sesek. Itu dulu yang penting, karena ini kan corona," lanjut Terawan.

Meski saat ini kondisi  WNI sehat, Terawan menyebut pemerintah tetap mewajibkan seluruh WNI yang dievakuasi tersebut untuk menjalani observasi selama dua pekan. "Itu tidak cukup, kita harus pantau selama dua minggu, kita lihat kita amati. Tadi pemeriksaan awal semua sudah dilakukan," kata Terawan.

Terawan berharap seluruh WNI bisa tenang dan enjoy menghadapi masa observasi selama dua pekan. Sebab, inilah kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai antisipasi terjangkit virus corona setelah pulang dari Wuhan, China.

Pemerintah juga berharap agar para WNI bisa menerima kondisi lokasi observasi yang disediakan pemerintah.  "Tim dokternya juga sudah lengkap, bahkan ada dokter kandungan, saya harapkan semua bisa tenang, enjoy," kata Terawan. (git/rin/dod/tribun network/cnn)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved