Berita Mitra
Awal Tahun Tercatat Sudah 6 Pasien DBD di Kabupaten ini!
Awal tahun 2020, wilayah Minahasa Tenggara (Mitra) telah mendapati 6 kasus penyakit Demam Berdarah (DBD).
Penulis: Giolano Setiay | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID - Awal tahun 2020, wilayah Minahasa Tenggara (Mitra) telah mendapati 6 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Informasi ini dikatakan langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Helny Ratuliu saat dikonfirmasi hari ini Jumat (31/01/2020).
Ia mengatakan, hingga penghujung Januari ini, sudah tercatat ada beberapa kasus DBD.
Hal ini akibat kurangnya perhatian masyarakat dalam melihat kebersihan lingkungan yang kerap menjadi salah satu pemicu munculnya DBD.
"Itu salah poin paling penting yang perlu menjadi perhatian masyarakat pada umumnya.
Kebersihan lingkungan sangat memberikan dampak dari terhindarnya bahaya DBD ini," ujar Helny.
Ia menjelaskan, seharusnya masyarakat sudah bisa tau situasi sekitar.
Melihat curah hujan yang memang lumayan sering terjadi untuk wilayah Mitra sendiri.
"Sebagai contoh, apabila ada air tergenang sudah berminggu-minggu akibat dari sisa hujan, harus segera dibuang. Karena itu menjadi sarang jentik nyamuk yang nantinya bisa mengakibatkan DBD bersarang di tubuh manusia," katanya.
Kemudian ditambahkannya, kondisi tubuh seseorang juga, menjadi salah satu pemicu, cepatnya terjangkit penyakit satu ini.
"Selain kebersihan lingkungan, kesehatan tubuh juga menjadi salah satu pengaruh gampangnya penyakit ini masuk ke tubuh kita. Tentunya harus menjaga stabilitas tubuh sehingga tak muda terserang penyakit apapun," tukasnya.
Diketahui, dari 6 pasien yang kena penyakit DBD ini berada di wilayah yang berbeda. "Enam pasien ini, didapati dari beberapa wilayah kecamatan yang berbeda-beda yakni kecamatan Silian (1), Ratahan (2), belang (1), touluaan selatan (1) dan Tombatu timur (1)," jelasnya.
Tindakan cepat dinas terkait, untuk mengurangi bertambahnya pasien di wilayah tersebut, pihak Dinkes langsung menginstruksikan, lakukan fogging diwilayah tersebut.
"Tindakan cepat kami dalam mengantisipasi bertambahnya DBD ini, yakni dilakukan fogging. Dan itu, misalnya hari ini ada kasus baru yang masuk terkait DBD , besoknya lokasi itu langsung di jadwalkan untuk fogging. Dan memang solusi ini yang sementara kita lakukan," katanya lagi.
Untuk itu, belajar dari pengalaman sebelum-sebelumnya, ketik didapati pasien DBD, Dinkes harus melakukan penyelidikan epidemiologi untuk melihat apakah pasien memang terjangkit dari wilayah tersebut.