Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Wabah Virus Corona, Pabrik Perakit Produk Apple, dan Samsung di China Ditutup Sementara

Baru-baru ini pemerintah China dilaporkan mulai menutup sejumlah fasilitas produksi milik beberapa vendor teknologi ternama.

Editor: Rizali Posumah
HARDWARE ZONE
Perakitan smartphone di pabrik Foxconn. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini pemerintah China dilaporkan mulai menutup sejumlah fasilitas produksi milik beberapa vendor teknologi ternama.

Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisasi dampak dari persebaran virus corona.

Fasilitas produksi yang ditutup tersebut berada di wilayah kota Suzhou, yang terletak di sebelah barat kota Shanghai.

Wilayah itu menjadi salah satu kawasan tempat beroperasinya sejumlah pabrik dari vendor besar, termasuk Foxconn dan Samsung.

Foxconn sendiri merupakan pemasok dan perakit produk Apple.

Dirangkum KompasTekno dari Zerohedge, Rabu (29/1/2020), ada sekitar 1.000 pekerja yang terkena dampak atas penutupan pabrik di wilayah tersebut.

Selain Foxconn dan Samsung, perusahaan obat-obatan Johnson & Johnson juga memiliki pabrik di kawasan tersebut.

Semua pabrik tersebut ditutup dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan. Hal ini tentu saja berdampak pada aktivitas produksi dari kedua perusahaan tersebut. 

Selain itu, beberapa wilayah di China yang telah terisolasi pun membuat perekonomian lokal ikut melambat lantaran masyarakat di tiap kota tidak bisa memutar uang mereka.

Selain menghentikan sementara aktivitas pabriknya, sejumlah perusahaan teknologi pun mulai membatasi perjalanan karyawannya ke China untuk menghindari virus terebut. 

Facebook, Razer, dan LG adalah tiga perusahaan yang sudah melakukan pembatasan terhadap perjalanan karyawannya.

Bahkan sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Toms Hardware, setiap karyawan Facebook yang pulang dari China pun disarankan untuk bekerja dari rumah.

Seperti dilaporkan oleh BBC, jumlah kematian akibat virus corona saat ini mencapai 106 jiwa. Mereka yang terinfeksi virus ini mayoritas berada di kota Wuhan.

Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan korban yang terkena virus corona ini.

Virus Corona Muncul Sejak 2002 di China

Berdasarkan jurnal pengobatan umum mingguan di Inggris, The Lancet, merilis penjelasan terkait tanda dan gejala dari ketiga jenis virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Berikut rinciannya:

2019-nCoV

Novel Coronavirus (2019-nCov) memang memiliki kesamaan dengan virus corona jenis lain, seperi MERS dan SARS.

Umumnya 2019-nCov memiliki gejala umum bagi orang yang terinfeksi, seperti demam, batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, hemoptisis, dan diare.

Hingga Minggu (26/1/2020) sebanyak 41 orang meninggal dunia akibat terjangkit 2019-nCov.

Adapun tindakan pencegahan melalui udara, seperti respirator N95 teruji efektif, dan peralatan pelindung pribadi lainnya sangat disarankan oleh petugas kesehatan.

SARS-CoV

Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARAS-CoV) pertama kali ditemukan di China pada November 2002.

Diketahui, virus ini menyebabkan wabah mematikan di seluruh dunia pada kurun waktu 2002-2003.

Tercatat, sebanyak 777 penduduk meninggal dunia dari 8.098 kasus.

Meski begitu, para peneliti menyimpulkan, SARS-CoV memiliki tingkat kematian sebesar 10 persen.

Bagi pasien yang terjangkit SARS-CoV umumnya sebanyak 20-25 persen mengalami diare.

Sebuah studi awal menunjukkan bahwa peningkatan jumlah sitokin proinflamasi dalam serum tertentu dikaitkan dengan peradangan paru dan kerusakan paru-paru yang meluas pada pasien SARS.

Gejala SARS yang umumnya terjadi antara lain, menggigil, demam, batuk kering, dan sakit di bagian dada.

MERS-CoV

Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) diketahui pertama kali ditemukan di Timur Tengah pada 2012.

Saat itu ditemukan enam orang dengan gejala gagal pernapasan. Kemudian, dua orang di antaranya meninggal dunia.

MERS-CoV dilaporkan memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada SARS-CoV yakni sebesar 37 persen.

Kasus menjadi meluas, di Arab Saudi tercatat 22 orang meninggal dunia dari 44 kasus yang terjadi.

Seorang peneliti dari Erasmus Medical Center (EMC) di Belanda, Ron Fouchier mendunga MERS-CoV berasal dari kelelawar.

Pada 2013, penyakit ini mewabah ke negara-negara di Eropa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia.

WHO sempat mengeluarkan peringatan bahwa MERS-CoV dapat menjadi ancaman dunia.

Sementara itu, bagi orang yang terinfeksi MERS-CoV dilaporkan menginduksi peningkatan konsentrasi sitokin proinflamasi yang juga dikaitkan dengan peradangan paru dan kerusakan paru-paru yang luas.

Adapun MERS juga memiliki tanda dan gejala masalah pencernaan pada usus, misalnya diare.

Hingga saat ini belum ada pengobatan antivirus yang terbukti efektif untuk infeksi coronavirus. (*)

Ini Penjelasan RSUP Kandou Terkait Hasil Pemeriksaan Lab Pasien Diduga Terserang Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pabrik Foxconn dan Samsung di China Ditutup Sementara Akibat Virus Corona.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved