Mahasiswa Indonesia di Wuhan Mengisolasi Diri di Kamar, Makanan dan Masker Berkekurangan
Mahasiswa Banda Aceh harus kembali ke tanah air. Dia tidak diizinkan masuk kembali oleh otoritas setempat untuk mencegah virus corona
Feng menaiki kereta berkecepatan tinggi.
Saat itu suasana terasa sangat menyeramkan.
Biasanya Festival Musim Semi adalah migrasi manusia tahunan terbesar di dunia.
Akan tetapi saat itu stasiun kosong.
"Ketika kami tiba di Wuhan, 90 persen penumpang mengenakan masker. Tidak ada yang berbicara dan itu cukup mengerikan," katanya pada BBC.
Seorang pengacara, Weijiang, pergi ke Wuhan untuk mengunjungi anggota keluarganya di rumah sakit.
Kota terbatas
Dia mengatakan kehidupan di kota itu terbatas. Setelah transportasi dihentikan, jalanan terasa kosong.
Tetapi sebagian besar toko masih buka untuk bisnis.
Lebih banyak orang menggunakan masker operasi daripada masker biasa.
• TERKINI Wabah Virus Corona, Satu Orang di Bandung Diduga Terjangkit, Begini Penanganan Rumah Sakit
Ada juga seorang pelajar Tionghoa dari Wuhan, yang enggan disebutkan namanya.
"Semua keluargaku tinggal di dalam rumah. Ibuku pergi ke supermarket kemarin dan rak-raknya kosong," ujar dia.
Kendati demikian, dia hanya punya cukup makanan dan air untuk bertahan selama 10 hari. Dia telah mengetahui virus itu sebulan sebelum adanya pengumuman resmi.
Lalu dia meminta keluarganya untuk membeli makanan dan masker. Dia menceritakan jalanan diblokir saat ini sehingga menyulitkan untuk mencari masker.
• HASIL dan Proses Autopsi Jenazah Lina Jubaedah, Mantan Istri Sule, Ini Kata Kombes Saptono Erlangga
Seminggu yang lalu (17/01/2020), dia pergi ke rumah sakit dan masih banyak orang tidak memakai masker.