NEWS
Larangan Terbang ke Wuhan Mungkin Bisa Satu Bulan, Menhub: Disana Masih krusial
Kepastian kapan pelarangan penerbangan dari dan menuju Wuhan, China akan dicabut, belum bisa disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Ia menjelaskan data tersebut diambil per Desember 2019.
"90 persen mahasiswa yang ada di Wuhan dan sekitarnya sudah kembali ke Indonesia karena libur sampai pertengahan Februari. Karena ada libur Lunar New Year," ucapnya.
Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) sudah mendapatkan data masuk kuliah dan melakukan koordinasi dengan pihak universitas masing-masing.
"Juga ada warga negara Indonesia yang lain, semuanya terpantau. Pantauan Dubes Indonesia di Beijing belum ada informasi terjangkitnya atau terkenanya WNI dari wabah yang sedang terjadi di Cina tersebut," ucapnya.
Penyebaran virus Corona
Dikutip dari portal berita Mothership, penyebaran virus corona diyakini berasal dari Wuhan, China Tengah pada Selasa (31/12/2019).
Changjiang Daily mewartakan, pada Jumat (24/1/2020) bangunan rumah sakit dibangun dengan bahan prefabrikasi.
Mesin-mesin yang digunakan untuk membangun rumah sakit tiba di lokasi pada Kamis malam (23/1/2020).
Di antaranya 35 mesin penggali dan 10 buldoser.
Berdasarkan laporan yang dibagikan, pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada.
"Karena itu akan menjadi bangunan prefabrikasi, itu tidak hanya akan dibangun cepat tetapi juga tidak akan memakan biaya banyak," papar laporan tersebut.
Melansir dari Global Times, rumah sakit corona ini mirip dengan Xiaotangshan yang dibangun 2003 lalu.
Xiaotangshan difungsikan sebagai pusat medin di pinggiran utara Beijing untuk merawat pasien yang terpapar virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
• PNS Ini Ditetapkan Sebagai Tersangka Oleh Polisi Karena Membakar Lahan Miliknya dan Api Menyebar
Pada 2003, rumah sakit khusus SARS dibangun dalam waktu tujuh hari.
Rumah sakit SARS itu dibangun dengan kapasitas 1.000 tempat tidur.