Hari Raya Imlek
Kisah Masjid Dibangun Warga Keturunan Tionghoa, Punya Arsitektur Unik
Berbentuk ruko berlantai empat, siapa sangka ternyata bangunan ini adalah masjid.
Lanjut Yusman, pendirian yayasan di kawasan pecinan tersebut untuk menyampaikan dakwah ke warga keturunan Tionghoa.
"Tujuannya Ingin fokus sampaikan informasi Islam, karena memang di Indonesia waktu itu belum ada satu pun ormas Islam yang fokus mendakwahkan Islam ke etnis Tionghoa.
Padahal mereka sangat potensial untuk mengenal tentang Islam sehingga dipilih di daerah pecinan," ucap Yusman.
Arsitektur bangunan yang unik
Perpaduan warna merah, kuning, dan hijau sangat banyak terdapat di Masjid Lautze.
Masuk dari pintu depan, pengunjung akan melewati 4 pintu utama yang dicat berwarna merah.
Usai melewati pintu, pengunjung akan menemui mimbar yang jadi satu dengan ruang utama.
Di sini nuansa hijau dan kuning terasa kental sekali.
Belum lagi kaligrafi bertuliskan huruf arab dan tulisan cina terjejer rapih di dinding masjid.
Naik kelantai dua, tata letaknya hampir sama seperti di lantai satu yakni terdapat ruangan untuk sholat dan tempat wudhu.
Lain halnya dengan lantai 3 yang dijadikan untuk kantor bagi para pengurus dalam mengurus segala bidang
administrasi dan lantai empat yang digunakan sebagai ruang pertemuan.
Meski berada di kawasan pecinan, Masjid Lautze diterima baik di tengah-tengah masyarakat sejak berdiri.
(Kompas.com/Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar)
BERITA TERPOPULER :
• Makan di Manado, Jokowi Pesan Khusus Menu Ekstrem Daging Kelelawar Santan
• Sosok Paling Ditakuti Keluarga Hermansyah Bukan Ashanty dan Aurel, Lalu Siapa?
• Dokter Adi Bilang Virus Corona Tidak Terlalu Berbahaya, Intinya Harus Lakukan Hal Ini!
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Singkat tentang Masjid Lautze yang Dibangun oleh Warga Keturunan Tionghoa"