Cerita Debt Collector di Manado Diajak Tante Muda Jalan-jalan Agar Tak Ditagih Utang
ada pula konsumen yang licik, licin, penuh tipu daya. Bahkan ada juga yang menawarkan kencan untuk tidak ditagih.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berbicara tentang aksi penagihan debt collector, tak cukup dilihat dari satu sisi.
Ada debt collector yang suka mengancam, membuntuti bahkan melakukan kekerasan.
Tapi di sisi lain, ada pula konsumen yang licik, licin, penuh tipu daya.
• Putusan MK 6 Januari 2020, Leasing Bisa Sita Kendaraan Tanpa Lewat Pengadilan tapi Ikuti Syarat Ini
Bahkan ada juga yang menawarkan kencan untuk tidak ditagih.
"Ada ibu ibu yang minta diajak jalan, agar supaya saya tidak menagih," kata Dani - bukan nama sebenarnya - mantan debt collector sebuah perusahaan besar di Manado, Sulawesi Utara
Sebut dia, tante muda kliennya menunggak bayar kendaraan selama tiga bulan.
Ia tergolong bohai. Wajahnya cantik, bodinya aduhai.
"Tapi saya tetap tak tergoyahkan," kata dia.
Sebelum menagih, ia selalu dipasani ibunya, agar melakukannya secara sopan tapi tegas.
Kekerasan adalah jalan terakhir.
"Demikianlah saya selalu sopan, pendekatan dengan santun, saya coba bicara dari hati ke hati, saya coba posisikan orang itu ke posisi saya, saya juga bekerja dan ini pekerjaan saya," kata dia.
Berdasarkan pengalamannya, cara itu lebih ampuh ketimbang main gertak.
Namun ia mengaku sering pula memakai cara tegas.
"Memang dalam batas tertentu harus tegas, apalagi jika si klien ini memang ada indikasi melakukan penggelapan," kata dia.
Ia mengaku sempat mengecap hidup layak selama jadi debt collector.