Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bule Jerman Iris Leher, Ajang Kuncikan Diminati Warga Asing

Empat bule membuat pesta perayaan Kuncikan di kawasan Boulevard, Tuminting, Kota Manado, semakin heboh. Apalagi, satu dari mereka mengiris leher.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Maickel Karundeng
artur rompis/tribun manado
Bule Jerman Iris Leher, Ajang Kuncikan Diminati Warga Asing 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Perhatian para pengendara yang melintasi jalan Boulevard Tuminting, Kota Manado, tertuju pada sebuah bangsal, Sabtu sore pekan lalu.  

Di sana, empat pria berkulit putih sedang menarikan tarian perang.

Hari itu, sejumlah warga masyarakat Borgo, subetnis Minahasa, tengah merayakan kuncikan atau pesta awal tahun.

Acara masyarakat Borgo itu menampilkan tarian perang suku Borgo Cakalele Hasa yang dimainkan perwakilan sejumlah kelurahan dan desa yang sebagian besar penduduknya adalah suku Borgo.

Tampilnya empat bule itu membuat suasana kuncikan semakin meriah.

Empat warga asing itu mengenakan pakaian santai, ikat kepala merah, dan memegang pedang.

Mereka menari mengikuti gerak seorang penari wanita.

Ada kalanya penari wanita itu memberi komando bertarung. Mereka pun patuh.

Para bule ini saling berhadapan, mengeluarkan jurus, satunya mungkin mahir karate, karena mengeluarkan gaya mirip KATA (Jurus Karate).

Melihat penari wanita itu mengeluarkan gaya patah-patah, mereka pun ikut begaya demikian.

Badan mereka yang tinggi membuat gaya itu lucu.

Seorang bule melakukan hal ekstrem. Ia mengiris lehernya.

Tentu ia tak luka, karena pedangnya hanya terbuat dari bahan kayu.

Tapi, penonton keburu heboh. Peristiwa langka itu diabadikan dan sang bule makin menggila dengan mengiris lidahnya.

Seperti tak ada bosannya mereka mainkan tarian dengan gerak monoton itu.

Tak terasa setengah jam sudah.

Mereka pun istirahat.

Sambil makan kue sisa Natal, mereka menyaksikan dua warga Bunaken memeragakan cakalele.

Keduanya memeragakan silat.

Seorang bule meletakkan kuenya di atas meja, mengambil ponsel dari saku dan memotret.

Ia tampak puas.

Mark salah satu turis mengatakan, senang bisa menari perang.

"Ini pengalaman luar biasa," kata dia.

Lewat penerjemah. Mark mengatakan mereka berampat berasal dari jerman.

Datang di Manado untuk melihat Bunaken.

"Kami datang lihat Bunaken," kata dia.

Ia mengaku hanya lewat dalam perjalanan menuju sebuah tempat.

Melihat atraksi itu mereka berhenti. "Kami malah diminta menari," kata dia.

Ia menilai budaya Sulut sangat eksotik.

Warga pun sangat ramah.

Selama ini Wisata budaya Sulut kurang mendapat perhatian.

Yang jadi fokus adalah wisata pantai dan laut.

Padahal Sulut memiliki banyak potensi wisata budaya.

Yang bisa mendatangkan turis. Seperti halnya tarian tersebut.

Mantan Gubernur Sulut SH Sarundajang menilai Sulut punya wisata budaya dan adat yang bisa dijual pada turis.

"Banyak adat yang menarik, di Minahasa, Bolmong juga, adat perkawinan atau lainnya," katanya.

Menurut dia, wisata budaya punya banyak segmen penyuka.

Paling banyak dari eropa.

"Ini bisa dikembangkan," kata dia. (art)

BERITA TERPOPULER :

 Foto-foto Lokasi Pasangan Wanita dan Pria Ditemukan Tewas di Indekos Manado, Warga Ramai di TKP

 Karena Rokok Elektrik, Paru-paru Remaja Ini Mengerikan dan Nyaris Meninggal, Dokter Sampai Kaget

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved