Pemanasan Global
Tidak Hanya Ancaman Dinamit, Artefak di Afghanistan Juga Terancam Karena Perubahan Iklim
Tidak hanya serangan dinamit, artefak di Afghanistan juga terancam karena perubahan iklim. Selain itu perilaku manusia yang merusak juga mengancam.
Dari goa-goa yang kosong, pengunjung dapat melihat Pusat Budaya, yang mulai dibangun pada tahun 2015 tetapi belum selesai.
Pusat Budaya ini dibangun dengan tujuan mengedukasi pengunjung tentang kebutuhan mendesak untuk melestarikan warisan daerah tersebut.
"Tidak ada manfaatnya jika orang hanya melihat (situs) ini tanpa mendapat informasi," kata Direktur Departemen Arkeologi di Universitas Bamiyan Ali Reza Mushfiq.
Perubahan iklim bukan satu-satunya yang menjadi ancaman serius bagi situs bersejarah ini.
Mushfiq mengatakan pengaruh manusia di lokasi juga turut andil, termasuk para penjarah yang merajalela di Afghanistan.
"Kita harus memulai pelatihan bagi masyarakat setempat untuk mengajari mereka agar tidak menghancurkan situs itu," ujar Mushfiq.
Dia juga mengatakan beberapa warga terus menyimpan makanan dan memelihara ternak di situs bersejarah.
Bahkan tidak sedikit warga yang pindah ke goa-goa tak jauh dari gua Buddha.
Marquis menambahkan ancaman terbesar tidak datang dari penghuni lokal yang melanggar situs atau dari pencurian.
"Tidak separah (dampak) kehancuran yang disebabkan oleh erosi," kata Marquis.
Setidaknya, membutuhkan biaya miliaran dolar AS untuk mengurangi dampak erosi dan dampak perubahan iklim di Afghanistan.
Akan tetapi, bagi negara yang dilanda perang memiliki sedikit kemampuan untuk menanggung beban tersebut.
Menurut Global Adaptation Initiative yang diprakarsai Universitas Notre Dame di Amerika Serikat, menempatkan Afghanistan di peringkat 173 dari 181 negara yang rentan terhadap perubahan iklim dan kemampuannya beradaptasi.(*)