Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemanasan Global

Tidak Hanya Ancaman Dinamit, Artefak di Afghanistan Juga Terancam Karena Perubahan Iklim

Tidak hanya serangan dinamit, artefak di Afghanistan juga terancam karena perubahan iklim. Selain itu perilaku manusia yang merusak juga mengancam.

Editor: Isvara Savitri
Peradaban Lembah Indus, India, Pakistan dan Afghanistan (3.300 hingga 1.300 SM) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tidak hanya lingkungan, rupanya perubahan iklim juga memberikan dampak besar terhadap artefak dunia. Salah satunya di Afghanistan.

Benda-bendar bersejarah di Afghanistan tidak hanya terancam serangan dinamit kaum jihadis dan penjarahan, melainkan juga dari perubahan iklim.

Terletak di jantung pegunungan Hindu Kush, di tebing-tebing Lembah Bamiyan terdapat gua yang berisi kuil, biara dan lukisan Buddha.

Lembah ini merupakan rumah bagi benteng-benteng di masa Jalur Sutra, Shahr-e Gholghola dan Shahr-e Zohak di timur.

Para ahli mengatakan musim kering yang diikuti hujan lebat dan salju musim semi yang lebih lebat dari biasanya, menyebabkan karya seni dan arsitektur bersejarah di lokasi tersebut berada dalam kehancuran.

Para pejabat Afghanistan melalui laporannya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2016, telah memperingatkan kondisi ini.

Struktur arkeologi di wilayah itu mungkin akan runtuh dan menderita akibat erosi parah, sebagai akibat dari kondisi perubahan iklim.

"Proses erosi jauh lebih cepat, hujan lebih dahsyat dan angin lebih kuat telah berdampak buruk pada situs ini," ujar Direktur Delegasi Arkeologi Prancis Philippe Marquis di Afghanistan, kepada AFP.

Marquis mengatakan situs bersejarah Afghanistan ini sangat rapuh secara geologis.

Terutama karena tutupan vegetasinya telah sangat berkurang akibat deforestasi.

Perubahan iklim telah lama menjadi kenyataan yang harus dihadapi warga.

"Cuaca berubah, sekarang musim panas lebih hangat dan musim dingin lebih dingin," kata Baqe Ghulami dari distrik Saikhand di Bamiyan Utara.
Ancaman perusakan oleh manusia

Tak hanya perubahan iklim, patung Buddha berusia berabad-abad yang dimiliki situs ini dihancurkan Taliban pada 2001 silam.

Sebelum Islam masuk ke wilayah tersebut, di wilayah ini sudah kaya dengan berbagai artefak.

Meskipun berasal dari agama lain, penduduk yang berbicara dengan AFP dengan bangga menceritakan bagaimana masyarakat berusaha mempertahankan sejarah di daerah itu sebagai milik mereka.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved