Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Reaksi Donald Trump Saat Iran Serang Pangkalan Militer Amerika: Sejauh Ini Tidak Ada Masalah

Serangan Militer Iran kepada terhadap dua fasilitas militer AS di Irak ikut ditanggapi oleh Presiden Amerika Serikat Donal Trump

Editor: Rhendi Umar
thehill.com
Donald Trump 

Sebaliknya, Pentagon mengirimkan 3.000 prajurit Lintas Udara 82 dari Fort Bragg, North Carolina menuju Kuwait.

Sebagian dikirim ke Lebanon, guna melindungi Kedubes AS di negara yang sebagian dikuasai kelompok Hezbollah Lebanon.

Menyusul reaksi kemarahan Iran, Presiden Trump mengekuarkan serangkaian ancaman serangan lebih kuat ke 52 sasaran penting di Iran, termasuk situs warisan budaya dunia.

Menlu Mike Pompeo dalam pernyataan terbarunya menegaskan, keputusan AS melenyapkan Qassem Soleimani memiliki dasar kuat.

Meski begitu, kalangan Kongres AS menyatakan, Trump tidak melalui proses konstitusional, meminta persetujuan Kongres atas keputusan eksekutifnya membunuh Qassem.

Serangan Iran ke Pangkalan Militer Amerika Memulai Perang Teluk Ke-4, Berikut Sejarahnya

Perang Teluk adalah perang yang terjadi di kawasan persia karena perselisihan antar negara-negara di kawasan tersebut, yang pada akhirnya melibatkan keberadaan Amerika di sana. 

Perang Teluk 1 terjadi antara Irak dan Iran pada tahun 1980-1988. Kemudian berlanjut ke invasi yang dilakukan Irak pada Kuwait pada tahun 1990 yang dikenal sebagai Perang Teluk 2.

Pemakaman Jenderal Iran Makan Korban, 50 Orang Mati Terinjak-Injak, 200 Orang Terluka

Perang selanjutnya pecah dan dinamakan Perang Teluk 3, namun kali ini melibatkan Amerika dan Irak. 

Amerika memulai serangan ke Irak pada tahun tahun 2003. Perang ini dianggap berakhir pada tahun 2011 dan dikenal juga dengan istilah Pendudukan Irak atau oleh Amerika Serikat, sebagai Operasi Pembebasan Irak.

Perang Teluk 1: Irak Vs Iran

Dikenal juga dengan Perang Irak-Iran. Perang Teluk 1 penyebabnya adalah perebutan hegemoni sebagai penguasa di kawasan Teluk Persia.

Irak, yang saat itu dipimpin oleh Saddam Husein juga berambisi untuk menguasai Shatt Al Arab, sebuah jalur perairan strategis yang memisahkan Iran-Irak menuju teluk Persia.

Jalur itu adalah jalur ekspor minyak kedua negara. Perang Iran-Irak juga lebih diperpanas dengan adanya revolusi Islam di Iran pada Januari 1979.

Revolusi Islam tersebut berhasil menjatuhkan rezim Shah Iran (Shah Reza Pahlevi) yang didukung Amerika Serikat. Tonggak penguasa selanjutnya dipegang kaum ulama yang dipimpin Ayatollah Khomeini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved