Bendera Perang Berkibar, Iran-AS Siaga: Ini Imbauan KBRI Terehan
Sebuah bendera berwarna merah mulai berkibar di puncak Masjid Jamkaran, kota suci Qom, Iran. Pengibaran bendera pada Sabtu (4/1)
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Qassem sempat lolos dari banyak upaya pembunuhan sebelumnya. Namun pada Jumat dini hari itu ia tak bisa lolos dari serangan rudal yang dilepaskan pesawat tak berawak (drone) militer AS.
Ia tiba di Bandara Internasional Baghdad setelah melakukan penerbangan dari Suriah, negara sekutu Iran.
Sebanyak dua mobil SUV Toyota melaju ke landasan. Qassem disambut oleh Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Komandan Pasukan Milisi pro-Iran di Irak. Kedua pria itu berada dalam satu mobil, sedangkan mobil lain ditumpangi para pengawal.
Beberapa saat kemudian, ketika mobil-mobil itu melewati area kargo di jalan akses keluar dari bandara, mendadak dihantam sejumlah rudal. Rekaman CCTV hitam dan putih menunjukkan ledakan besar yang langsung menghancurkan dua mobil itu.
Media pemerintah Iran mengatakan sepuluh tewas dalam serangan itu, termasuk empat pembantu senior militer Iran, empat pemimpin milisi Irak, dan al-Muhandis. Komandan milisi lokal, Abu Muntather al-Hussaini mengatakan dua rudal menghantam mobil yang membawa Soleimani dan al-Muhandis.
Sedangkan mobil kedua dihantam satu rudal. Drone yang mengintai mereka dikirim dari markas Komando Pusat AS di Qatar.
Dikemudikan dari jarak sangat jauh oleh dua awak, drone itu dapat melakukan serangan secara presisi dan mengirim gambar serangan kepada para komandan. Drone Reaper itu membawa empat rudal Hellfire R9X Ninja yang dipandu laser dan mampu menghancurkan sebuah tank.
Reaper mampu terbang tanpa suara sehingga korban sulit mengetahui keberadaannya. The New York Times melaporkan Pentagon (Departemen Pertahanan AS) menggunakan informasi sangat rahasia dari informan, penyadapan elektronik, pesawat pengintai, dan teknik pengawasan lainnya untuk melacak pergerakan Qassem.
Tahun lalu Iran mengatakan pihaknya menggagalkan upaya pembunuhan Qassem oleh mata-mata Israel dan Arab. Mereka membeli properti di sebelah masjid yang dibangun oleh ayah Soleimani di kota Kerman.
• UPDATE Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sangihe, 3 Warga Meninggal, 49 Rumah Rusak
Kemudian mereka menggali terowongan dan menanam bahan peledak. Para pembunuhan berharap bom meledak saat Qassem menghadiri sebuah acara keagamaan di masjid itu. Namun ternyata bom tersebut tidak meledak.
KBRI Teheran Imbau WNI Waspada
Saat ini situasi di Iran tengah memanas pasca-tewasnya Komandan Pasukan Quds Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Qasem Soleimani akibat serangan udara Amerika Serikat.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran mengeluarkan imbauan kepada para WNI dan diaspora di Iran sehubungan dengan kondisi keamanan di sana. Imbauan ini disampaikan melalui laman resmi Kementerian Luar Negeri di https://kemlu.go.id/ tertanggal 3 Januari 2020.
Saat dikonfirmasi, Minggu (5/1/2020), Pelaksana Tugas (Plt) Jubir Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah membenarkan adanya imbauan tersebut. “Imbauan tersebut memang dikeluarkan oleh KBRI Teheran,” tutur Faizasyah. Adapun isi dari imbauan yang dikeluarkan oleh KBRI Teheran adalah sebagai berikut: Hindari tempat-tempat kerumunan massa atau rawan serta berpotensi timbulnya konflik maupun tempat yang diduga menjadi target/sasaran.
Bawalah barang-barang kebutuhan seperlunya dan utamakan keselamatan diri anda serta keluarga sekiranya dilakukan evakuasi. Ikuti saran/petunjuk yang diberikan terutama terkait letak tempat penampungan sementara (shelter) serta jalur evakuasi yang harus ditempuh yang telah ditetapkan KBRI Teheran dalam Buku Contingency Plan. Senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan menjaga komunikasi dengan sesama masyarakat dan diaspora Indonesia di Iran.
Tetaplah menjaga komunikasi dan informasikan perkembangan situasi, keadaan, dan keberadaan anda untuk memudahkan penanganan lebih lanjut. KBRI Teheran dapat senantiasa dihubungi melalui nomor hotline (aktif 24 jam), 09129632269, 09378132531, 09120542167, 09120368594 atau Kantor KBRI Teheran 021-88715558 dan Wisma Indonesia 021-22937305.
Menurut Faizasyah, terkait evakuasi, sekalipun terdapat imbauan, tetapi belum perlu dilakukan saat ini.
“Imbauan ini lebih sebagai antisipasi sekiranya terjadi eskalasi,” ungkap Faizasyah. Ia juga menyatakan bahwa keadaan Iran masih stabil hingga kini. “Namun KBRI akan terus memantau perkembangannya,” sambungnya.