Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gerhana Matahari Cincin: Saya Merinding

Jusna, salah seorang warga Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Provinsi Riau, antusias. Dirinya tak menyangka bisa menyaksikan langsung

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Foto kombo proses terjadinya gerhana matahari cincin di lihat dari Batam, Kepulauan Riau, Rabu (26/12/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Jusna, salah seorang warga Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Provinsi Riau, antusias. Dirinya tak menyangka bisa menyaksikan langsung fenomena alam, Gerhana Matahari Cincin yang terjadi Kamis (26/12) kemarin. Di Provinsi ini, Gerhana Matahari Cincin berada pada fase penuh pukul 12.12 WIB.

"Saya jadi heran pas melihatnya. Tiba-tiba alam gelap dan matahari persis seperti cincin warna putih," ujar wanita paruh baya berusia 62 tahun ini. Dirinya mengaku baru kali ini melihat Gerhana Matahari Cincin."Baru kali ini. Tapi kalau gerhana bulan dulu ada pernah lihat," sebut Jusna.

Paus Fransiskus Serukan Perdamaian Dunia, Elizabeth II: 2019 Tak Mulus

Gerhana Matahari Cincin yang terjadi kemarin, menjadi fenomena gerhana kelima sepanjang tahun 2019. Antara lain, Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 5-6 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.Gerhana Bulan Total (GBT) 21 Januari 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.

Gerhana Matahari Total (GMT) 2 Juli 2019 yang tidak dapat diamati dari Indonesia serta Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 17 Juli 2019 lalu yang dapat diamati dari Indonesia.

Fenomena alam, Gerhana Matahari Cincin kali ini melewati 25 pusat kota dan kabupaten di 7 provinsi. Di antaranya adalah Aceh, SUmatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan aturan untuk warga yang ingin melihat Gerhana. Gerhana Matahari Cincin tidak bisa dilihat secara langsung tanpa menggunakan kacamata khusus.Jika langsung dilihat menggunakan mata, bisa menyebabkan kerusakan pada mata.

Tangan Ratna Sarumpaet Distempel Biru, Tetap Akan Kritik Jokowi

Di Medan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berhasil memecahkan rekor Indonesia dan dunia. Rekor tersebut adalah penyerahan ribuan kacamata khusus dan kamera lubang jarum raksasa. Rektor UMSU Dr. Agussani MAP menjelaskan, kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari itu sebanyak 3000 buah kepada warga Medan yang hadir di lokasi.

"Hari ini kita pecahkan rekor (kamera) lubang jarum dan kacamata matahari. Sudah 3000 lebih dibagikan," katanya.
"Ini prestasi yang dicatat oleh MURI. Dan tentunya ini akan bermanfaat bagi keilmuan khususnya astronom dan ilmu falak," kata dia

Agussani berharap, ke depannya UMSU melalui Observatorium Ilmu Falak (OIF) dapat melakukan pemotretan benda-benda langit.Alasannya adalah cukup banyak peristiwa penting yang bisa dipelajari di masa mendatang.Manajer Operasional MURI Andre Purwandono mengatakan rekor itu belum pernah dibuat di daerah lain di Indonesia maupun di negara lain.

"Kamera berukuran 15x7,5 meter. Ini adalah yang terbesar di Indonesia dan dunia. Belum pernah ada yang membuatnya di daerah maupun negara lainnya. Ini suatu kebanggaan bagi kami untuk memberikan penghargaan kepada UMSU," katanya.

Gerhana Matahari Cincin di Sulut
Gerhana Matahari Cincin di Sulut (Tangkapan layar BMKG)

Meliana (40), warga Riau mengaku merinding ketika menyaksikan Gerhana Matahari Cincin."Belum pernah lihat, baru kali ini. Tadi saya sempat merinding melihatnya," ujar Meliana.
Dirinya mengaku sudah menunggu fenomena tersebut sejak pukul 11.00 WIB.

Cuaca yang sebelumnya mendung seperti mau hujan, di kampung Meliana di Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu membuatnya heboh sambil berteriak gerhana matahari cincin terjadi.Meliana langsung pergi ke tengah jalan untuk melihat gerhana."Saya lihat warga sudah ramai di jalan melihat ke langit melihat matahari seperti cincin," kata dia.

Meliana mengaku puncak Gerhana Matahari Cincin berlangsung sekira satu menit. Karena setelah itu tertutup awan hitam.Momen langka tersebut juga diabadikan sejumlah warga.Warga mengambil foto dan video menggunakan ponsel.

Meski tak terlintas, ribuan warga Jakarta terlihat padati Planetarium, Taman Marzuki untuk meyaksikan Gerhana Matahari Cincin. Meski cuaca sempat mendung dan tertutup awan, pengunjung tampak tetap antusias melihat melihat fenomena gerhana matahari ini.

Dari pantauan terlihat pengunjung sibuk mengantri untuk melihat gerhana matahari melalui teleskop yang disediakan oleh Pihak Planetarium Jakarta. Ada sekitar 12 teleskop yang disediakan yang diletakkan pada posisi yang berbeda.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved