Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KH Abdul Manan Ghani Sebutkan Dua Amanat Besar yang Dibawa NU

"Amanat keagamaan ini berupa agenda ahlussunnah wal jamaah, teganya Islam wasathiyah, Islam nusantara yang moderat," kata Ghani.

Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
Aji Sasongko/Tribun Manado
KH Abdul Manan Ghani, pemateri Dialog Kebangsaan mewakili Ketua Umum PBNU 

TRIBUNMANADO.CO.ID - KH Abdul Manan Ghani, pemateri dialog kebangsaan dari PBNU menyebutkan saat Nahdlatul Ulama didirikan, mempunyai dua amanat besar, Kamis (19/12/2019).

Dalam acara yang digelar di Aula Mapalus, Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Jalan 17 Agustus, Teling Atas, Wanea, Manado, KH Abdul Manan mengatakan, amanat tersebut adalah amanat keagamaan dan amanat kebangsaan.

"Amanat keagamaan ini berupa agenda ahlussunnah wal jamaah, teganya Islam wasathiyah, Islam nusantara yang moderat," kata Ghani.

Tuturnya, semakin tinggi ilmu maka akan semakin moderat. Semakin tinggi ilmu maka akan semakin toleran.

"Orang tidak ada rasa tolenransi karena sedikit ilmunya," katanya.

Dia mengibaratkan orang tak berilmu itu seperti kambing yang baru tumbuh tanduknya. Semua akan diseruduk baik itu pohon, batu, dan yang lainnya.

Sementara mengenai amanat kebangsaan Ghani mengutip salah satu ayat Alquran yang isi pokoknya, Allah telah ciptakan manusia laki-laki dan perempuan.

Laki-laki ini adalah Nabi Adam.

Ahli tafsir, semua agama sepakat, bahwa manusia pertama itu adalah Nabi Adam.

"Dan semua agama pun sepakat kalau wanita pertama itu adalah Hawa. Jadi Adam dan Hawa,"

"Dari dua itu Kami jadikan kalian berbangsa dan bersuku bangsa," lanjutnya mengutip ayat Alquran.

Tegasnya, cinta tanah air adalah bagian dari iman. Ghani mengatakan supaya bangga menjadi bagian dari nusantara, bangga menjadi orang Indonesia.

"Karena itu kita harus bersyukur punya NKRI. Indonesia itu negara paling ajib di dunia. Ratusan suku, bahasa, bisa hidup berdampingan," tuturnya.

Lanjutnya, sedangkan seperti di Afganistan yang hanya delapan suku, agamanya pun sama, akan tetapi berperang 40 tahun tidak selesai-selesai.

"PBNU itu P nya Pancasila, B nya Bhineka Tunggal Ika, N nya NKRI, U nya Undang-Undang Dasar 1945," tutupnya.

 KH Abdul Manan Ghani: Mengucapkan Selamat Natal itu Boleh-boleh Saja

 Dewan Pengawas KPK Dilantik, Jokowi Diingkatkan Soal Janji Perkuat Komisi Anti Rasuah

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved