Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Kesehatan

Ingin Hilangkan Jerawat dengan Cepat? Kurangi Konsumsi Gula

Jerawat membandel dan tak mau hilang meski sudah diobati berbagai cara kadang membuat penderitanya merasa jengkel.

Editor: Rizali Posumah
Istimewa
Ilustrasi jerawat 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jerawat membandel dan tak mau hilang meski sudah diobati berbagai cara kadang membuat penderitanya merasa jengkel.

Tak jarang ada yang sampai merasa sangat tersiksa. Setiap hari dilewati dengan sering menghadap kaca, menggerutu dalam hati. 

Namun tahukan Anda apa yang menyebabkan jerawat susah sembuhnya? Coba cek lagi makanan dan minuman kita.

Ya, selain karena kotoran yang tersumbat di pori-pori, makanan yang kita konsumsi juga bisa mempengaruhi tumbuh suburnya jerawat.

Makanan yang dapat membuat tumbuhnya jerawat adalah makanan tinggi minyak, lemak, dan gula.

"Penelitian menunjukkan bahwa makanan tinggi gula akan membuat kelenjar sebasea jadi lebih aktif dan menghasilkan lebih banyak sebum yang kemudian menyumbat pori-pori. Kotoran jadi terperangkap dan akhirnya bisa menyebabkan jerawat.

Selain makanan tinggi gula, makanan dengan glikemik tinggi juga bisa menyebabkan lonjakan gula darah dan insulin.

Lonjakan ini pun menyebabkan kelenjar sebasea makin aktif dan pada akhirnya banyak jerawat bermunculan," terang penelitian yang dilansir dari boldsky.com.

Manfaat Minum Campuran Bawang Putih dan Madu Saat Perut Kosong, Konsumsi 7 Hari Berturut-turut

Bisa Merusak Otak

Sebuah riset teranyar para ilmuwan di Amerika Serikat mengindikasikan, makan terlalu banyak gula dapat menggerogoti kemampuan otak.

Kesimpulan ini didapat setelah peneliti di University of California Los Angeles (UCLA) melakukan uji laboratorium terhadap hewan tikus yang diberi diet sirup jagung tinggi kadar fruktosa selama enam minggu.

Dalam analisanya peneliti membagi tikus ke dalam dua kelompok. Satu kelompok tikus diberi suplemen otak yang diperkaya asam lemak omega-3 dalam bentuk minyak biji rami dan asam docosahexaenoic (DHA), sementara kelompok lainnya tidak.

Sebelum diberi minuman gula, tikus tersebut dilatih selama lima hari untuk menyelesaikan permainan teka-teki (maze), sebuah permainan yang mencari jalan keluar. Setelah enam minggu diberikan minuman manis, tikus itu kembali diminta untuk bermain maze, untuk melihat sejauh mana mereka mampu menyelesaikannya.

"Penurunan fungsi otak pada hewan yang diberi omega 3 dan DHA cenderung lambat, meski otak mereka menunjukkan penurunan aktivitas sinaptik," kata Fernando Gomez-Pinilla, seorang profesor bedah saraf dari David Geffen School of Medicine, UCLA.

"Sel-sel otak tikus mengalami kesulitan sinyal satu sama lain, mengganggu kemampuan tikus untuk berpikir dan sulit untuk mengingat rute setelah diberi diet tinggi gula," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved