Amalan Doa
Doa dan Nasihat Nabi Isa Buat Anda yang Hendak Memohon Kepada Allah
Nabi Isa adalah salah satu Nabi yang peting untuk dikenal dalam Islam. Di dalam Al-Qur'an, ia disebut Isa Putra Maryam, atau Isa Almasih.
Jika kedua aspek itu tidak terpenuhi, maka jangan salahkan siapa-siapa jika doanya tidak kunjung dikabulkan.
Kemudian Nabi Isa mengajarkan sebuah doa yang sangat menarik untuk dikaji. Teks doanya adalah:
“Allahummaghfir lî khathî’atî wa’ashlih lî ma’îsyatî wa ‘âfinî minal makârihi, yâ ilahî” (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, baguskanlah kehidupanku, dan bebaskanlah aku dari tipu daya setan, wahai Tuhanku).
Menurut Nabi Isa, doa ini dapat membuka pintu keridhaan Allah. Tentu saja setelah berdzikir, bertahmid, bertasbih dan taat kepada-Nya. Lafadnya mengandung makna yang sangat luas dan mendalam.
Dalam arti tidak hanya berhenti pada makna permohonan, tapi juga makna penerapan.
Yang pertama, lafad, “allahummaghfir lî khathî’atî” (Ya Allah, ampunilah kesalahanku).
Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang tidak pernah bersalah, kecuali para nabi.
Semua manusia pernah berbuat salah dan dosa, meskipun orang tersebut adalah seorang ahli ibadah dan berilmu, dia tetap pernah melakukan kesalahan, sehingga memohon ampunan kepada Allah adalah kebutuhan setiap manusia sepanjang hidup.
Di sisi lain, memohon ampun juga termasuk bentuk mengingat (dzikir), memuji (tahmid) dan menyucikan (taqdis/tasbih) Allah.
Dengan memohon ampunan-Nya, kita sedang mengingat Allah, karena tak mungkin memohon ampun tanpa mengingat Tuhan yang Maha-pengampun.
Kita juga sedang memuji-Nya, karena dengan memohon ampun, kita sedang mengakui sifat-sifat-Nya yang Al-Ghafûr (Maha-mengampuni) dan Al-Tawwab (Maha-menerima tobat). Begitu pun dengan menyucikan-Nya. Ketika kita memohon ampun kepada-Nya, kita menghindarkan diri kita dari mengakui tuhan selain-Nya.
Dengan memohon ampun hanya kepada-Nya, kita berada dalam tauhid (pengesaan), menyucikan Allah dari sesembahan lainnya.
Kedua, lafad, “wa’ashlih lî ma’îsyatî” (baguskanlah kehidupanku). “Bagus” di sini berarti “bagus” menurut Allah. Lafad, “ashlih” (bagus, baik, patut dan indah) berakar kata sama dengan “shâlih”, yang dalam Alquran sering didahului oleh lafad “’amal” (perbuatan).
Artinya, “bagus” dalam doa ini adalah permohonan agar hidup selalu diliputi amal baik, dan terhindar dari perbuatan tercela.
Di samping itu, memohon dibaguskan hidupnya termasuk bentuk ketaatan kepada Allah, karena selalu mengharapkan kebaikan dalam hidupnya.