Kapolda Sulut Mantu
Kapolda Irjen Pol Remigius Sigid Mantu Putrinya, Bernadetha Melinda Kirana Putri
Kapolda Sulut Irjen Remigius Sigid Tri Hardjanto mantu. Putrinya, Bernadetha Melinda Kirana Putri dipersunting Nicolas Desta Pramana
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sukacita dan kebahagian mewarnai keluarga orang nomor satu di jajaran Polda Sulut, Irjen Pol Dr Remigius Sigid Tri Hardjanto SH MSi, Jumat (13/12/2019).
Kapolda Sulut Irjen Pol Remigius Sigid Tri Hardjanto dan Ny Cecilia Nunuk Sigid tengah melepas putri tercinta mereka, Bernadetha Melinda Kirana Putri SH MH, untuk dipersunting Nicolas Desta Pramana SH.
Nicolas adalah putri pasangan Alexius Udiantara SE MM dan Ny Odilia Dewi SE.
Senyum gembira tergambar jelas di raut wajah Kapolda Sigid dan nyonya tatkala bersama besan mengantar putra-putri mereka menuju upacara pemberkatan nikah yang berlangsung di Gereja Kristus Raja, Baciro, Yogyakarta, Jumat (13/12/2019).
Perayaan Ekaristi penerimaan Sakramen Perkawinan Bernadetha Melinda Kirana Putri dan Nicolas Desta Pramana berlangsung dalam suasana sakral.
Acara berjalan lancar dari awal sampai akhir, dihadiri para saksi dan tamu undangan.
Bertindak sebagai pemimpin Sakramen Perkawinan adalah Romo A Andang Listya Binawan SJ.

Bernadetha Melinda Kirana Putri yang merupakan putri dari Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Dr Remigius Sigid Tri Hardjanto SH MSi tampak anggun saat mengenakan baju adat jawa.
Demikian pula Nicolas Desta Pramana, putra dari Alexis Udiantara juga tampak berwibawa juga dengan setelan baju adat jawa.
Prosesi dimulai dari penyambutan kedua calon mempelai di depan gereja dan diterima oleh Romo Andang.
Lalu, berlanjut hingga perarakan menuju altar, salam pembuka, seruan tobat, doa pembuka lalu liturgi Sabda.
Pembacaan Sabda diambil dari Surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Korintus (I Korintus, 12:31 - 13: 8a).
"Saudara-saudara, carilah karunia-karunia yang paling baik. Tetapi saya menunjukkan kepadamu suatu jalan yang lebih baik lagi.
Sekiranya saya dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi tidak mempunyai cinta kasih, saya seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing.
Sekiranya saya dapat bernubuat dan menyelami segala rahasia dan semua pengetahuan; sekiranya iman saya sempurna sehingga dapat memindahkan gunung, tetapi tidak mempunyai cinta kasih, saya belum apa-apa.
Sekiranya saya membagi-bagikan seluruh milik saya, dan bahkan menyerahkan tubuh saya untuk dibakar, tetapi tidak mempunyai cinta kasih, saya tidak beruntung sedikitpun.