Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Reuni 212

Rocky Gerung Nilai FPI Sudah Berubah, Guntur Romli: FPI Gerakan Politik yang Pakai Baju Agama

Meski dianggap banyak kalangan Rocky Gerung 'asal bunyi', karena tidak mengenal benar soal ormas Front Pembela Islam (FPI)

Editor: Aswin_Lumintang
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Rocky Gerung berpendapat FPI sudah berubah dan perlu didukung 

"Tetap ada di luar-luar sana yang memang tidak setuju, tidak puas, tidak dibawa oleh Pak Prabowo mungkin dalam sebuah sistem, mereka tetap butuh gerakan-gerakan yang menyuarakan mereka," imbuhnya.

Selain itu, menurutnya acara 212 diselenggarakan dengan menggunakan informasi yang menyesatkan dan kontroversi.

Hal ini dilakukan untuk mmenarik perhatian semua pihak.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq menyapa ribuan anggota FPI diiringi salawat seusai menjalani pemeriksaan di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Kamis (12/1/2017). Kehadiran Habib Rizieq di Mapolda Jabar dalam rangka memenuhi panggilan tim penyidik Polda Jabar terkait dugaan kasus penghinaan Pancasila.
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq menyapa ribuan anggota FPI diiringi salawat seusai menjalani pemeriksaan di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Kamis (12/1/2017). Kehadiran Habib Rizieq di Mapolda Jabar dalam rangka memenuhi panggilan tim penyidik Polda Jabar terkait dugaan kasus penghinaan Pancasila. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Guntur juga menyinggung terkait isu kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

"Misalnya soal kepulangan Habib Rizieq yang enggak jadi, dengan alasan dan tuduhan bahwa itu dicekal oleh pemerintah, ini kan bikin ribut," ujar Guntur.

"Bikin semua orang bertanya-tanya, tapi bagus juga Ma'arif menggunakan informasi-informasi seperti itu, sehingga orang juga tertarik untuk mengomentari dan membahas," imbuhnya.

Ia juga menambahkan ketidakjelasan alasan Rizieq yang menyebut dirinya dicekal.

"Pokoknya ini bikin berita yang ramailah," kata Guntur.

Aktivis Muda NU ini tetap yakin bahwa Reuni 212 memiliki tujuan politik.

Sau diantaranya adalah hadirnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kemudian menurut saya tetap ada tujuan-tujuan politik disitu seperti partai- partai yang diluar sistem, itu masih kami lihat tokoh-tokohnya akan diundang oleh 212," ujar Guntur.

"Saya melihat juga kalau dipilkada DKI ada Gubernur Jakarta sekarang Anies Baswedan, saya lihat ada indikasi-indikasi kuat menggunakan 212 sebagai ajaran politik dia untuk 2024," ungkapnya.

Di sisi lain, Guntur mengaku kalau Reuni 212 diselenggarakan sebagai gerakan politik, itu sebenarnya tidak akan jadi masalah.

Namun kalau gerakan politiknya untuk menyerang pemerintah dengan menggunakan informasi palsu yakni terkait pencekalan Rizieq itu baru tidak benar. 

Sementara itu, Guntur juga menilai Reuni 212 merupakan gerakan politik yang menggunakan idium - idium keagamaan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved