Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Nilai Tukar Petani Sulut di Bulan November Turun Tipis, Daya Beli Melemah

"Sementara, NTP tahun kalender 2019 masih mengalami penurunan 2,72 persen. Begitupun dengan NTP YoY (tahun ke tahun) juga turun 3,48 persen," jelasnya

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Maickel Karundeng
Fernanado Lumowa/tribun manado
Kepala BPS Sulut, Dr Ateng Hartono. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulut pada Bulan November 2019 sebesar 92,79 atau turun 0,58 persen. Bulan sebelumnya, NTP Sulut di angka 93,34.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dr Ateng Hartono mengatakan, turunnya NTP lebih disebabkan tingginya indeks konsumsi rumah tangga di wilayah perdesaan.

"Sementara, NTP tahun kalender 2019 masih mengalami penurunan 2,72 persen. Begitupun dengan NTP YoY (tahun ke tahun) juga turun 3,48 persen," jelasnya.

Katanya, meskipun indeks harga yang diterima petani naik tapi masih lebih tinggi indeks yang dibayarkan petani. "Itulah kenapa NTP-nya turun," jelasnya

NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani.

NTP adalah indikator untuk melihat daya beli petani dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan atau dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani.

"Baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani," katanya.

Ia bilang, semakin tinggi NTP, dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani lebih baik. "Artinya, kehidupannya juga lebih baik," katanya.

Sementara, untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Petani (NTUP) di Sulut pada November 2019 naik 0,18 persen. Dari 109, 47 di Bulan Oktober menjadi 109,66 di November 2019.

NTUP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani.

Dimana, komponen indeks harga yang dibayar petani hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal.

"NTUP mencerminkan kemampuan produksi petani karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya," jelas Ateng.(ndo)

BERITA TERPOPULER :

 Erick Thohir Mundur dari BUMN Jika Diminta Selesaikan Kasus Krakatau Steel dengan Syarat Ini

 Dari Arab Saudi, Rizieq Shihab Sebut Ahok Lengser dan Longsor, Singgung Dinaungi Presiden

 Prabowo Perkuat Pertahanan: Incar Teknologi AS-Rusia hingga Inggris-Turki

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved