Kasus PT Krakatau Steel
Luhut Berang Dituding Terkait di Krakatau Steel, Eks Perusahaan Uni Soviet, Sudah Ditindak KPK
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan geram namanya dikait-kaitkan dengan persoalan di PT KS
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan geram namanya dikait-kaitkan dengan persoalan di PT Krakatau Steel dan anak perusahaannya.
Rumor ini sendiri diutarakan personel Fraksi Gerindra, Andre Rosiade yang meminta agar Menteri BUMN, Erick Thohir menyelidiki kebenaran bahwa Luhut Binsar Panjaitan (LBP) terkait di kasus ini.

Begitu mendengar namanya disebut-sebut LBP sapaan akrab Luhut menyatakan, siapa sebenarnya yang mengait-ngaitkan dirinya dengan proyek di PT Krakatau Steel dan anak perusahaannya. ''Siapa yang munculkan isu itu, saya gampar kalau ada di hadapan saya. Jadi semua itu tidak benar. Saya tak punya kepentingan, '' ujarnya.
Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan memang permasalahan PT Krakatau Steel memang sulit dan membutuhkan keseriusan dari semua yang terkait.
Bahkan, ia menyerah akan jika diminta selesaikan permasalahan dengan syarat di luar kemampuannya.
Erick Thohir mengatakan dirinya menyerah apabila diminta membenahi permasalahan di Krakatau Steel dalam waktu singkat.
"Kalau Bapak dan Ibu (anggota DPR RI) tanya saya, Bisa enggak mereview Krakatau Steel dalam waktu seminggu, saya angkat tangan," kata Erick Thohir saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (2/12/2019).
Menurut Erick Thohir, saat ini Krakatau Steel memiliki utang sebesar Rp 40 triliun.
Selain itu, kata Erick Thohir, Krakatau Steel mempunyai puluhan anak perusahaan.
"Krakatau Steel dengan utang hampir Rp 40 triliun punya anak perusahaan yang berjumlah 60," katanya.
Lantas Perusahaan Apa Itu Krakatau Steel
PT Krakatau Steel merupakan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja.
Perusahaan yang beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi, dan berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional.
Ketika dibentuk pada tanggal 20 Mei 1962, perusahaan yang dulunya bernama Cilegon Steel Mill ini resmi berdiri dengan kerja sama Tjazpromexport dari Uni Soviet.
Namun, terjadinya gejolak politik dan ekonomi yang parah, mengakibatkan pembangunan pabrik sempat terhenti.