Viral Hari Ini
Tak Sengaja Telan Duri Ikan, Pria Ini Malah Selamat dari Maut
Karena jika salah masuk dan tertelan pada bagian tertentu akan menyebabkan sakit, setidaknya begitulah yang dialami oleh Chen
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pria ini tak sengaja menelan duri ikan saat sedang menyantap ikan.
Duri ikan yang ditelan pria bernama Chen, selama setengah bulan, rasa sakitnya belum hilang.
Keluarganya membawanya ke Rumah Sakit Afiliasi pertama Universitas Kedokteran Guangzhou, untuk melakukan gastroskopi.
Setelah pemeriksaan dilakukan, mereka menemukan sesuatu yang serius.
Tulang ikan itu menempel, dan memotong kerongkonganya seperti pisau.
Hal itulah yang menyebabkannya sakit dada dan menyebabkan ketidaknyamanan.
• Jangan Gunakan Tangan! Berikut 8 Cara Mengatasi Duri Ikan yang Tersangkut di Tenggorokan Saat Makan
Karena jika salah masuk dan tertelan pada bagian tertentu akan menyebabkan sakit, setidaknya begitulah yang dialami oleh Chen
Mengutip Qianjiang News Sabtu (30/11/19) suatu hari Chen sedang makan ikan, dan tak sengaja menelan durinya.
Karena khawatir dia pergi ke departemen otolaringologi rumah sakit di Chaosan, Tiongkok.

Namun, rumah sakit tidak menemukan apa-apa jadi dia tidak mengkhawatirkannya.
Kemudian pada hari berikutnya, Chen mengaku merasakan sakit dada dan pingsan, bahkan lebih buruk saat makan.
Selama setengah bulan berlangsung, rasa sakitnya belum juga hilang.
Keluarganya membawanya ke Rumah Sakit Afiliasi pertama Universitas Kedokteran Guangzhou, untuk melakukan gastroskopi.
Setelah pemeriksaan dilakukan, mereka menemukan sesuatu yang serius.
Tulang ikan itu menempel, dan memotong kerongkonganya seperti pisau.
Hal itulah yang menyebabkannya sakit dada dan menyebabkan ketidaknyamanan.
• Habib Rizieq Shihab Sebut Dicekal, Mahfud MD: Itu Diulang-ulang, Melapor Saja Tidak Pernah
Namun, itu bukanlah masalah utamanya, karena masih ada yang lebih darurat dan mengerikan daripada tulang ikan yang menancap di kerongkongan.
Ternyata Chen juga menderita kanker kerongkongan dan 50% penemuan penyakit itu selalu terlambat.
Untungnya, dokter menemukan penyakit itu berkat Chen menderita tersedak duri ikan.
Tahap awal kanker kerongkongan memang tak kasat mata.
Tidak ada gejala yang khas, meski mungkin hanya sedikit tidak nyaman ketika menelan, dan itu tidak selalu terasa.
Oleh karena itu, banyak orang berpikir bahwa tenggorokan hanya sedang meradang, dan ketika gejalanya parah, baru mereka memeriksakan diri.
• Reuni 212, Sederet Tokoh Hadir, Dari Anies Baswedan Pakai Seragam Dinas PNS hingga Istri Sandiaga
Statistik yang relevan menunjukkan bahwa 50 persen kanker kerongkongan ditemukan selalu terlambat.
Pada saat ini, pasien kanker kerongkongan mungkin mengalami nyeri dada, mendengkur, dan obstruksi saat menelan makanan.
Ketika penyakitnya lebih serius, pasien bahkan tidak bisa minum air.
Chen sangat beruntung, karena menelan tulang ikan ia tidak sengaja menemukan kanker kerongkongan.
Untungnya, tim dokternya Wang Jiyong hanya melakukan operasi invasif minimal untuk menghilangkan kanker kerongkongan, dan menghilangkan tulang ikan.
Dia memperkenalkan bahwa kanker seperti harimau yang memakan manusia.
• Ciri-Ciri Cewek Masih P, Telapak Tangannya Halus dan Licin, Bagian Bawah Mata Bersih Tanpa Kerutan
Pada tahap lesi prakanker ini setara dengan harimau yang baru saja lahir dan tidak bisa berjalan tanpa membuka matanya.
Meskipun kanker kerongkongan yang hanya mengenai mukosa esofagus, ternyata sudah setara dengan harimau yang sudah memiliki taring.
Pada saat ini, operasi endoskopi esofagus, yaitu, gastroskopi, sudah dapat menyelesaikan masalah.
Tetapi, pasien tidak dapat melihat luka. Setelah operasi, kanker esofagus dapat disembuhkan pada dasarnya.
Tetapi, pasien tidak memiliki masa hidup lebih dari 10 tahun. (Intisari-online.com/Afif Khoirul M).
• Wakajati Sulut Beri Penghargaan kepada Jaksa dan Pegawai Teladan di Apel Gabungan
Sebagian artikel ini telah tayang di intisari online dengan judul ‘Akibat Alami Sakit Saat Menelan Duri Ikan, Pria Ini Selamat dari Maut, Andai dia Tidak Alami Sakit Mungkin Kondisi Pria Ini Malah Sudah Kritis’