Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Pendeta Kristen Angkat Suara soal 2 Siswa Penganut Saksi Yehova Tolak Hormati Bendera Merah Putih

Kedua siswa sekolah menengah pertama di Batam yang merupakan penganut Saksi Yehuwa akhirnya dikeluarkan pihak sekolah.

Editor: Aldi Ponge
pinterest.com
Sang Merah Putih berkibar memperlihatkan kegagahannya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pendeta angkat suara terkait sikap dua siswa SMP di Batam yang menolak  hormat kepada bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Menurut keyakinan yang mereka, tidak dianjurkan untuk menghormat apa pun, kecuali Tuhan mereka.

Sementara, aturan hormat bendera yang menyanyikan lagu kebangsaan pada saat upacara, telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan tentang tata cara dalam upacara bendera.

Kedua siswa sekolah menengah pertama di Batam yang merupakan penganut Saksi Yehuwa akhirnya dikeluarkan pihak sekolah.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Batam, saat ini keduanya disekolahkan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Rohaniawan Kristen yang juga Pendeta Gereja Komunitas Anugerah (GKA) Salemba, Suarbudaya Rahardian, menyebut insiden yang terjadi terhadap dua siswa di Batam adalah "ekspresi teologis yang bersinggungan dengan ekspresi nasionalisme yang sempit".

Meski memiliki banyak kesamaan dengan komunitas Kristiani dalam hal ritus agama, komunitas Saksi Yehuwa memiliki perbedaan pemahaman teologis, antara lain tidak merayakan Natal, tidak memercayai trinitas dan tidak memakai salib.

Berikut hal-hal tentang Saksi Yehuwa yang perlu Anda ketahui:

Saksi Yehuwa, masuk ke Indonesia sejak 1930an

Saksi-saksi Yehuwa, atau Yehovah's Witnesses, adalah suatu denomintasi Kristen yang memiliki kepercayaan yang terpisah dari Kekristenan arus utama.

Kendati begitu, mereka bukanlah suatu sekte dan tidak pernah memisahkan diri dari gereja atau kelompok besar manapun.

Dalam hal-hal lain, penganutnya mengklaim berbeda dengan kelompok lain yang disebut Kristen.

Misalnya, mereka memercayai ajaran Alkitab bahwa Yesus adalah Putra Allah, bukan bagian dari Tritunggal.

Mereka juga tidak memercayai konsep neraka, tidak menerima transfusi darah, tidak merayakan Natal.

Ajaran ini masuk ke Indonesia sejak 1930-an dan kini sudah tersebar di seluruh Provinsi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved